Palangka Raya — Khabar.
Plt. Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, Leonard S. Ampung, menegaskan bahwa pengelolaan wilayah Sungai (WS) Kahayan tidak lagi bisa dilakukan secara parsial. Sungai yang menjadi nadi transportasi, sumber air baku, hingga penopang kawasan gambut ini kini menghadapi ancaman serius mulai dari banjir dan kekeringan akibat fluktuasi debit air, degradasi kualitas air, hingga alih fungsi lahan.
Leonard menyampaikan kondisi memprihatinkan alur Sungai Kahayan yang terus berubah akibat aktivitas manusia. Dari udara, pasir tampak mendominasi dan mengubah bentuk sungai. “Kalau 10 tahun ke depan aktivitas seperti ini terus, yang berbahaya adalah kualitas air,” ujarnya saat membuka Pengukuhan dan Sidang Tim Koordinasi Pengelolaan SDA WS Kahayan Periode 2025–2030 di Aula Jayang Tingang, Kantor Gubernur Kalteng, Selasa (26/11).
Air Sungai Kahayan menjadi sumber utama PDAM Palangka Raya. Karena itu, Leonard meminta tim untuk melakukan pengawasan dan kajian kualitas air secara serius. Ia bahkan menyebut akan dilakukan penelitian bersama Bappedalitbang untuk memastikan kelayakan air tersebut dikonsumsi masyarakat.
Selain isu lingkungan, Leonard menegaskan pentingnya memastikan keberlanjutan ekonomi di kawasan DAS Kahayan. Aktivitas bongkar muat barang yang berjalan setiap hari harus membawa dampak nyata bagi masyarakat lokal.
“Jangan hanya jadi penonton lalu-lalang batu dan barang, tapi merugi karena banjir,” tegasnya.
Melalui tim koordinasi ini, Leonard meminta seluruh pemangku kepentingan berkomitmen pada rencana aksi 2025–2030 yang jelas: siapa melakukan apa, kapan, di mana, dan berapa skala capaian yang harus diraih.
“Kita harus visioner, tidak hanya 5 tahunan. Lingkungan hidup, ekonomi, dan sosial harus berjalan seimbang,” pungkasnya.
