Topan dahsyat telah mendarat di Jepang, dengan tiga orang sudah dipastikan tewas.
Topan Shanshan melanda Prefektur Kagoshima, di pulau selatan Kyushu, sekitar pukul 08:00 waktu setempat (23:00 GMT), menurut Badan Meteorologi Jepang (JMA).
Badan tersebut telah mengeluarkan “peringatan khusus” tentang potensi tanah longsor, banjir, dan kerusakan berskala besar. Angin kencang hingga 252 km/jam (157mph) dilaporkan terjadi di pulau tersebut.
Sepasang suami istri berusia 70-an dan seorang pria berusia 30-an meninggal dunia. Mereka bagian dari keluarga yang terdiri dari lima orang. Ketiga korban ini tersapu angin pada Selasa malam, sebelum topan tersebut mendarat.
Dua anggota keluarga lainnya – dua wanita berusia 40-an – berhasil diselamatkan setelah dilakukan upaya penyelamatan sepanjang malam, lapor penyiar lokal NHK.
Hujan hingga 600mm dalam 24 jam diperkirakan akan turun di beberapa wilayah Kyushu, tempat tinggal bagi 12,5 juta orang.
Operator utilitas di pulau tersebut melaporkan, sekitar 255.000 rumah kini tanpa listrik.
Video-video online menunjukkan pohon-pohon besar yang bergoyang, genteng rumah yang berterbangan, dan puing-puing yang terhempas ke udara saat hujan lebat mengguyur pulau tersebut.
Setidaknya 39 orang dilaporkan terluka di Prefektur Kagoshima dan Miyazaki, tambah NHK.
Produsen mobil besar seperti Toyota dan Nissan menutup pabrik mereka pada hari Kamis, dengan alasan demi keselamatan karyawan serta potensi kekurangan suku cadang akibat badai tersebut.
Ratusan penerbangan dari dan menuju Jepang selatan telah dibatalkan. Beberapa layanan kereta api berkecepatan tinggi juga telah ditangguhkan.
Awal pekan ini, pemerintah daerah mengeluarkan himbauan evakuasi kepada 810.000 orang di Prefektur Shizuoka, Jepang tengah, di pulau utama Honshu.
Sebanyak 56.000 orang lainnya diperintahkan meninggalkan rumah di Kagoshima di Kyushu, menurut Badan Penanggulangan Kebakaran dan Bencana.
JMA memperkirakan badai tersebut akan mendekati wilayah tengah dan timur Jepang, termasuk ibu kota Tokyo, sekitar akhir pekan ini.
Topan Shanshan datang setelah kemunculan Topan Ampil awal bulan ini, yang hanya menyebabkan cedera ringan dan kerusakan kecil tetapi tetap mengganggu ratusan penerbangan dan kereta.
Sebelum itu, bagian utara Jepang mengalami curah hujan terbesar saat Badai Tropis Maria melanda pulau Honshu.
Topan di wilayah tersebut cenderung terbentuk lebih dekat ke garis pantai, lebih cepat intensitasnya, dan bertahan lebih lama di daratan akibat perubahan iklim, menurut sebuah studi yang dirilis bulan lalu.
Laporan tambahan oleh Chika Nakayama di Tokyo