Konflik di Timur Tengah semakin memanas dengan serangan Israel yang meluas dari Jalur Gaza ke Lebanon, memicu kekhawatiran akan perang besar-besaran. Joe Biden optimis akan solusi damai, meski tantangan besar menanti.
Serangan Israel di Lebanon hingga Kamis, 26 September 2024, sudah merenggut nyawa lebih dari 620 orang, termasuk perempuan dan anak-anak. Serangan ini mengejutkan dunia internasional karena menargetkan warga sipil menggunakan bom pager dan walkie talkie. Serangan acak ini menciptakan kekhawatiran mendalam, karena korban sipil terus bertambah.
Biden sendiri tak menutup mata terhadap situasi yang semakin panas. Dalam wawancaranya di acara The View di ABC, ia menyatakan bahwa masih ada peluang untuk menyelesaikan konflik yang bisa mengubah seluruh wilayah Timur Tengah secara mendasar. “Saya kira masih ada peluang untuk mencapai penyelesaian yang dapat mengubah seluruh wilayah secara mendasar,” ucapnya penuh keyakinan.
Meskipun ketegangan terus meningkat, Biden tetap melihat peluang untuk mencapai solusi damai. Optimisme ini muncul karena dorongan kuat dari negara-negara Arab yang juga menginginkan resolusi. “Dunia Arab sangat menginginkan penyelesaian, karena mereka tahu apa manfaatnya,” tambah Biden. Dukungan dari negara-negara Arab ini menjadi salah satu titik terang di tengah konflik yang semakin luas.
Namun, di balik optimismenya, Biden harus menghadapi tantangan berat terkait implementasi solusi dua negara untuk Palestina. Meskipun AS terus mendorong solusi ini sebagai jalan keluar, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu justru tidak mendukung ide tersebut. Biden dalam pidatonya menegaskan, “Perlu ada solusi dua negara. Pada akhirnya, itu harus terjadi. Ada cara untuk melakukannya.”
Gencatan senjata menjadi harapan utama untuk menghentikan serangan dan memulai negosiasi damai. Biden percaya jika gencatan senjata di Lebanon tercapai, dampaknya akan merembet ke wilayah lain seperti Tepi Barat, mengurangi kekerasan yang selama ini terus berlangsung. “Saya gunakan setiap energi yang saya miliki, saya bersama tim,” tegasnya.
Pidato Biden di Sidang Majelis Umum PBB pada Selasa lalu juga memperkuat posisinya. Ia menekankan bahwa perang besar di Timur Tengah tidak menguntungkan siapa pun. “Meskipun situasi telah meningkat, solusi diplomatik masih mungkin dilakukan. Faktanya, itu tetap menjadi satu-satunya jalan menuju keamanan yang langgeng,” ujarnya di hadapan para pemimpin dunia.