Yahya Sinwar, pimpinan Hamas di Gaza. (AP/Adel Hana/File Foto)

Militer Israel Klaim Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Tewas

Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, yang dikenal sebagai otak serangan 7 Oktober 2023, dikabarkan tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza pada Kamis, 17 Oktober 2024. Militer Israel saat ini sedang menyelidiki identitas salah satu dari tiga teroris yang tewas dalam serangan tersebut, yang kemungkinan adalah Sinwar, meskipun belum ada konfirmasi pasti terkait identitasnya.

Foto yang Belum Terverifikasi

Kabar kematian Sinwar semakin mencuat setelah foto yang diduga sebagai jasadnya beredar di media sosial. Namun, hingga saat ini, belum ada verifikasi independen yang bisa memastikan keaslian foto tersebut.

Persembunyian di Terowongan

Sejak serangan besar Israel dimulai, Sinwar diyakini bersembunyi di jaringan terowongan Hamas. Laporan juga mengungkapkan bahwa ia mungkin menggunakan sandera sebagai tameng manusia, meskipun pihak militer Israel (IDF) menyatakan bahwa tidak ada bukti keberadaan sandera di lokasi operasi tersebut.

Sinwar, Otak Serangan 7 Oktober

Sinwar menjadi sasaran Israel karena dianggap sebagai dalang serangan brutal 7 Oktober, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang, termasuk warga Israel dan warga asing. Selain itu, lebih dari 250 orang diculik dan dibawa ke Gaza, dengan 101 orang masih disandera, serta 48 di antaranya dipastikan tewas dalam penahanan.

Pemimpin Hamas Lain yang Dibunuh

Sinwar bukan satu-satunya pemimpin Hamas yang menjadi target Israel. Sebelumnya, pemimpin lainnya seperti Ismail Haniyeh tewas di Iran pada Juli, dan Mohammed Deif juga dibunuh di Gaza. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya para pemimpin Hamas sebagai target operasi militer Israel.

Reaksi Dunia Internasional

Kabar kematian Yahya Sinwar langsung mendapat reaksi dari berbagai negara. Berikut beberapa tanggapan dari para pemimpin dunia:

  • Israel: Perdana Menteri Netanyahu menyebut kematian Sinwar sebagai “tonggak penting,” tetapi menekankan bahwa perang belum selesai. Sementara itu, Israel Katz mengatakan ini adalah pencapaian militer dan moral yang besar, serta Benny Gantz memuji keberhasilan militer Israel.
  • Keluarga Tawanan Israel: Mereka menyambut baik kabar kematian Sinwar dengan harapan bahwa ini bisa membantu pembebasan sandera yang masih berada di Gaza.
  • Amerika Serikat: Presiden Joe Biden menyebut kematian Sinwar sebagai sebuah “kelegaan” dan membuka peluang masa depan Gaza tanpa Hamas. Wakil Presiden Kamala Harris mengatakan bahwa “keadilan telah ditegakkan.”
  • Jerman: Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock menggambarkan Sinwar sebagai “pembunuh kejam dan teroris.”
  • Prancis: Presiden Emmanuel Macron mendesak pembebasan semua sandera, menegaskan bahwa Sinwar bertanggung jawab atas serangan 7 Oktober.
  • NATO: Sekretaris Jenderal Mark Rutte menyatakan bahwa ia “tidak akan merindukan” Sinwar jika kabar kematiannya benar.
  • Italia: Menteri Luar Negeri Antonio Tajani berharap bahwa kematian Sinwar dapat membuka jalan untuk gencatan senjata di Gaza.
  • Inggris: John Healey, Menteri Pertahanan Bayangan, menyatakan bahwa ia “tidak akan berduka atas kematian pemimpin teror” seperti Sinwar.

Kematian Yahya Sinwar, jika terbukti benar, akan menjadi bagian dari daftar panjang pemimpin militan yang telah terbunuh dalam konflik berkepanjangan antara Israel dan Hamas. Peristiwa ini tidak hanya berdampak pada Jalur Gaza dan Israel, tetapi juga mempengaruhi hubungan internasional di kawasan Timur Tengah serta dunia secara luas.

More From Author

Yahya Sinwar, pimpinan Hamas di Gaza. (AP/Adel Hana/File Foto)

Politisi PAN: Raffi Ahmad dan Yovie Widianto akan Jadi Staf Khusus Presiden

Yahya Sinwar, pimpinan Hamas di Gaza. (AP/Adel Hana/File Foto)

DPR RI: Pemecahan Tiga Kementerian, Kunci Maju Pendidikan Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *