Warga Palestina membawa jenazah aktivis Turki-Amerika Aysenur Ezgi Eygi, dalam prosesi penghormatannya, setelah dia ditembak mati oleh pasukan Israel, menurut pejabat Palestina dan Turki, di Nablus, Tepi Barat yang diduduki Israel, 9 September 2024. (Foto: Mohammed Torokman/REUTERS)

Militer Israel Akui Tak Sengaja Menembak Mati Warga Amerika-Turki

Israel mengaku bahwa militernya mungkin secara tak sengaja membunuh seorang warga negara Amerika-Turki minggu lalu, mendorong AS untuk meminta sekutunya itu melakukan “perubahan mendasar” terhadap cara operasinya di Tepi Barat.

Aysenur Ezgi Eygi, yang dibesarkan di Seattle, ditembak mati selama protes di kota Beita, Tepi Barat, pada hari Jumat. Turki menyalahkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF), yang dalam sebuah unggahan di media sosial saat itu mengaku pasukannya bermaksud menembak “seorang provokator utama” dari kekerasan.

“Sangat mungkin,” kata militer Israel pada Selasa, “bahwa dia terkena tembakan tidak langsung dan tidak disengaja oleh tembakan IDF yang tidak ditujukan padanya, tetapi ditujukan pada provokator utama kerusuhan tersebut.”

Insiden itu terjadi selama demonstrasi yang disertai kekerasan di mana puluhan warga Palestina membakar ban dan melempari batu ke arah pasukan keamanan, tutur IDF.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan bahwa pembunuhan terhadap Eygi tidak dapat dibenarkan meski tanpa sengaja dan meminta IDF untuk menerapkan reformasi.

“Menurut penilaian kami, pasukan keamanan Israel perlu melakukan beberapa perubahan mendasar dalam cara mereka beroperasi di Tepi Barat, termasuk perubahan aturan keterlibatan mereka,” ucap Blinken kepada wartawan selama perjalanan ke London. “Ada masalah serius yang perlu ditangani.”

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menyampaikan pesan serupa kepada Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant melalui panggilan telepon.

Pembunuhan tersebut semakin memperburuk hubungan Israel dengan Turki, yang sudah memburuk akibat perang di Gaza selama hampir setahun. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menggambarkan konflik Israel melawan Hamas sebagai genosida terhadap warga Palestina, sebuah tuduhan yang dibantah Israel.

Pada hari Senin, Erdogan berjanji untuk mencari keadilan bagi Eygi dengan mengerahkan semua tindakan hukum yang diperlukan. Turki bisa mengajukan kasus terhadap Israel di Mahkamah Internasional di Den Haag, serunya.

Hamas, yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh AS dan Uni Eropa, memicu perang di Gaza ketika para pejuangnya menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 250 orang. Serangan Israel di Gaza menewaskan sekitar 41.000 orang, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas, di mana dalam perhitungan ini tidak memilah antara warga sipil dan kombatan.

Tepi Barat adalah wilayah yang lebih besar dari dua wilayah Palestina.

Israel menganggap Tepi Barat – yang sebagian dikuasai Otoritas Palestina – sebagai jantung agama Yahudi dan beberapa anggota koalisi sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu ingin wilayah tersebut dianeksasi. Banyak dari mereka yang mendorong agar lebih banyak pemukiman Yahudi dibangun di sana dalam beberapa bulan terakhir.

Kekerasan di Tepi Barat kian meningkat secara signifikan sejak dimulainya konflik di Gaza, dengan lebih banyak operasi IDF yang terjadi bersamaan dengan bentrokan antara warga Palestina dan pemukim.

Israel melancarkan operasi militer besar-besaran ke Tepi Barat pada akhir Agustus, beberapa hari sebelum protes yang menewaskan Eygi. IDF mengklaim pihaknya sedang membasmi militan. Dikatakan bahwa Iran, yang mendukung Hamas dan kelompok militan Palestina lainnya, menyelundupkan senjata ke Tepi Barat dari Yordania.

Sumber: Bloomberg

Warga Palestina membawa jenazah aktivis Turki-Amerika Aysenur Ezgi Eygi, dalam prosesi penghormatannya, setelah dia ditembak mati oleh pasukan Israel, menurut pejabat Palestina dan Turki, di Nablus, Tepi Barat yang diduduki Israel, 9 September 2024. (Foto: Mohammed Torokman/REUTERS)

Bill Gates Prediksi Pandemi Baru dan Kegagalan Global: Apa yang Harus Kita Waspadai?

Warga Palestina membawa jenazah aktivis Turki-Amerika Aysenur Ezgi Eygi, dalam prosesi penghormatannya, setelah dia ditembak mati oleh pasukan Israel, menurut pejabat Palestina dan Turki, di Nablus, Tepi Barat yang diduduki Israel, 9 September 2024. (Foto: Mohammed Torokman/REUTERS)

Penambahan 10 Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran, Siapkah Indonesia dengan Zaken Kabinet?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *