KHABAR, PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah meluncurkan program transformasi besar terhadap Posyandu agar menjadi pusat layanan terpadu masyarakat desa, dengan Pulang Pisau sebagai pilot project, pada Kamis, 17 Juli 2025 di Swiss-Belhotel Danum Palangka Raya.
Transformasi ini dipimpin langsung oleh Nyonya Aisyah Thisia Agustiar Sabran, istri Gubernur Kalimantan Tengah, yang menyampaikan gagasan integratif untuk menjadikan Posyandu sebagai pusat layanan enam bidang Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Posyandu Jadi Simbol Kehadiran Negara di Desa
“Transformasi ini bukan hanya soal pelayanan, tetapi soal bagaimana kita menata ulang sistem dukungan terhadap masyarakat di desa. Posyandu adalah simbol negara hadir di garis terdepan,” ujar Aisyah dalam sambutannya.
Dalam forum resmi itu, ia menegaskan bahwa enam bidang SPM yang harus terintegrasi dalam Posyandu mencakup:
- Pendidikan
- Kesehatan
- Pekerjaan Umum
- Perumahan
- Urusan Sosial
- Perlindungan Masyarakat
Posyandu sebagai Sentra Layanan Terpadu
Ia menambahkan bahwa semua layanan tersebut harus dikemas dalam satu atap dengan Posyandu sebagai pusatnya.
“Kita ingin setiap anak desa punya akses ke pendidikan yang layak. Kita ingin ibu-ibu hamil mendapat layanan kesehatan terbaik. Kita ingin warga tidak merasa ditinggalkan,” tegasnya.
Dukungan berupa alat peraga pendidikan, perlengkapan kesehatan, pelatihan rutin bagi kader, serta sistem pemantauan terintegrasi menjadi syarat utama keberhasilan program ini.
Pulang Pisau Jadi Daerah Percontohan
Kabupaten Pulang Pisau ditetapkan sebagai model penerapan transformasi Posyandu karena telah berhasil mengintegrasikan berbagai layanan dalam satu sistem yang efisien dan ramah masyarakat.
Program-program unggulan yang telah dijalankan di Posyandu Pulang Pisau antara lain:
- Kelas ibu hamil
- Penguatan PAUD desa
- Layanan perlindungan sosial
- Kegiatan literasi kesehatan
“Posyandu bukan hanya tempat pelayanan, tapi ruang komunitas, tempat belajar, tempat mendengar, tempat mengadu,” ucap Nyonya Aisyah.
Sinergi Lintas Sektor Jadi Kunci Sukses
Dalam kesempatan tersebut, Nyonya Aisyah mengingatkan bahwa infrastruktur tidak cukup tanpa sinergi lintas sektor dari semua pihak, baik OPD, desa, hingga masyarakat.
“Kami tidak ingin Posyandu hanya jadi proyek tanpa nyawa. Yang kita butuhkan adalah sistem yang hidup, yang bernafas karena semua dinas, semua pihak, bergerak bersama,” ungkapnya.
Ia pun mengajak seluruh OPD untuk:
- Menyediakan bahan ajar dan alat edukasi ke Posyandu
- Mendistribusikan alat kesehatan dan pelatihan kader
- Mengintegrasikan data dan sistem pemantauan lintas dinas
- Menyediakan rujukan cepat untuk kasus sosial dan kesehatan
Posyandu Sebagai Fondasi Masa Depan
Nyonya Aisyah menyatakan bahwa Posyandu adalah titik awal membangun masyarakat sehat, cerdas, dan berdaya sejak usia dini.
“Saat kita perkuat Posyandu, kita sedang menanam benih masa depan. Anak-anak kita, ibu-ibu kita, lansia kita, semua butuh ruang layanan yang layak. Dan itu dimulai dari sini,” tuturnya.
Ia juga menekankan bahwa Posyandu harus menjadi simbol keberpihakan negara terhadap masyarakat kecil, tidak hanya dalam pelayanan kesehatan, tetapi juga pendidikan, sosial, dan kesejahteraan hidup.
Transformasi ini menjadi bukti nyata dari semangat “membangun dari desa” yang digagas Pemprov Kalimantan Tengah demi mewujudkan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah. (gnd)