Inflasi Kalteng 1,31 Persen, Tapi Masalah Cabai Belum Selesai

KHABAR, PALANGKA RAYA – Inflasi di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) per Mei 2025 tercatat masih terkendali di angka 1,31 persen (year-on-year), dengan Indeks Perkembangan Harga (IPH) sebesar 1,75 persen.

Informasi ini disampaikan oleh Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Yuas Elko, usai mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah secara virtual di Ruang Rapat Bajakah, Kantor Gubernur Kalteng, Senin (19/5/2025).

Cabai Rawit Masih Jadi Masalah Serius

Meski inflasi terjaga, persoalan harga cabai rawit masih menjadi sorotan utama Pemprov Kalteng.

“Kita tidak masuk nominasi inflasi yang tinggi. Di tingkat nasional, kita masih dihadapkan pada persoalan cabai rawit, ini menjadi perhatian Dinas TPHP untuk memperluas tanaman cabai rawit, diprogramkan dalam jangka menengah,” ujar Yuas.

Cabai rawit menjadi komoditas yang dianggap fluktuatif dan rentan memicu inflasi lokal maupun nasional.

Yuas menekankan agar instansi terkait menyiapkan strategi produksi yang lebih berkelanjutan.

Disparitas Harga Minyak Goreng dan Elpiji 3 Kg Diwaspadai

Yuas juga menyoroti adanya perbedaan harga minyak goreng yang signifikan antara tingkat produsen, distributor, dan pengecer.

Ia meminta Dinas Perdagangan dan Perindustrian untuk segera melakukan langkah antisipatif agar disparitas harga tersebut tidak melebar.

Hal serupa juga disampaikan terkait harga elpiji 3 kilogram yang dinilai belum optimal dalam pengendalian.

“Sampai saat ini belum tertangani dengan baik, Rp 36.000 harganya, syukur-syukur masih ada dan tidak terjadi kelangkaan karena ada indikasi peralihan penggunaan oleh yang bukan seharusnya. Tapi, kita berpatokan di pengendalian harganya, itu menjadi PR kita bersama,” tegasnya.

Pemprov Kalteng Dorong Gerakan Pangan Murah

Untuk menjaga stabilitas harga pangan, Pemprov Kalteng terus menggiatkan pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) di berbagai wilayah.

“Lanjutkan untuk Gerakan Pangan Murah karena kebutuhan pangan kita semakin tinggi. Serapan pangan kita juga segera direalisasikan,” pungkas Yuas.

Langkah ini dinilai penting untuk menjaga daya beli masyarakat dan mencegah gejolak harga bahan pokok.

Data BPS: Harga Cabai Rawit dan Komoditas Lain Turun

Dalam rapat yang sama, Badan Pusat Statistik (BPS) memaparkan perkembangan harga sejumlah komoditas pada minggu ketiga Mei 2025 secara nasional.

Berikut data perubahan harga komoditas dibanding April 2025:

  • Minyakita: turun 0,39 persen, tetapi masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET)
  • Bawang putih: turun 2,68 persen
  • Cabai merah: turun 7,65 persen
  • Cabai rawit: turun signifikan 21,23 persen di 64,72 persen wilayah Indonesia
  • Bawang merah: turun 8,57 persen
  • Telur ayam ras: naik 0,21 persen

Penurunan harga ini menjadi indikator positif, namun tetap memerlukan pemantauan ketat oleh pemerintah daerah.

Pemprov Kalteng Siaga Hadapi Kenaikan Kebutuhan

Dengan kebutuhan pangan masyarakat yang terus meningkat, Pemprov Kalteng diminta terus menjaga ketersediaan pasokan dan stabilitas harga.

Koordinasi lintas sektor serta pengawasan distribusi bahan pokok menjadi kunci dalam menjaga ketahanan harga daerah.

Kode: asp

Kalteng Jadi Sorotan DPD RI, Undang-Undang Ini Dipertanyakan…

Warga Desa Ini Baru Nikmati Listrik Setelah Penantian Panjang…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *