KHABAR, PALANGKA RAYA — Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Pemprov Kalteng) menegaskan pentingnya penanganan terpadu terhadap inflasi dan stunting karena keduanya berdampak langsung pada kesejahteraan keluarga.
Penegasan itu disampaikan dalam kegiatan Sosialisasi Tanam Lombok Bebas Inflasi, Stop Stunting yang digelar Lembaga Perempuan Dayak Provinsi Kalteng, Sabtu pagi, 28 Juni 2025, di Kebun Buah Asi Petuk Bukit, Palangka Raya.
Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Provinsi Kalteng, Sunarti, hadir mewakili Gubernur Kalteng H. Agustiar Sabran dalam kegiatan tersebut.
Ia menyampaikan bahwa inflasi dan stunting harus ditangani secara kolaboratif lintas sektor, bukan secara terpisah.
Inflasi Pangkal Kesejahteraan Tergerus
Menurut Sunarti, inflasi yang dipicu oleh lonjakan harga pangan sangat mempengaruhi daya beli keluarga.
“Inflasi, terutama yang disebabkan oleh kenaikan harga komoditas pangan, secara langsung memengaruhi daya beli masyarakat dan mengikis kesejahteraan keluarga,” ujarnya.
Salah satu komoditas penyebab inflasi yang disebut adalah cabai atau lombok, karena harganya yang tidak stabil.
Program penanaman lombok di pekarangan rumah dinilai sebagai solusi strategis untuk menghadapi fluktuasi harga tersebut.
“Dengan menggerakkan masyarakat untuk menanam lombok secara mandiri di pekarangan rumah, kita tidak hanya mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar daerah, tetapi juga turut berkontribusi dalam menjaga stabilitas harga di pasar,” katanya.
Stunting dan Masa Depan SDM
Selain inflasi, Sunarti juga menyoroti masalah stunting sebagai persoalan serius bagi masa depan generasi muda.
Ia menyebutkan stunting adalah kekurangan gizi kronis yang berdampak pada pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak.
Kemandirian pangan keluarga, menurutnya, bisa menjadi bagian dari solusi stunting.
“Dengan tersedianya sayur-mayur dan rempah-rempah yang berkualitas dari hasil kebun sendiri, keluarga dapat lebih mudah mengakses asupan gizi yang beragam dan seimbang,” lanjutnya.
Dorongan untuk Menjadi Agen Perubahan
Sunarti mengapresiasi inisiatif Lembaga Perempuan Dayak yang telah menggagas kegiatan ini.
Ia berharap kegiatan ini tidak hanya berhenti di sosialisasi, melainkan menggerakkan masyarakat.
“Saya berharap, setelah sosialisasi ini, saudari-saudari dapat menjadi pelopor dan agen perubahan di lingkungan masing-masing,” pungkasnya.
Program ini merupakan bagian dari upaya nyata Pemprov Kalteng membangun ketahanan pangan keluarga dan meningkatkan kesadaran pentingnya gizi anak sejak dini.
(asp)