Tahanan Ukraina Dieksekusi dengan Pedang Bertuliskan “Untuk Kursk”
Seorang tahanan perang Ukraina dieksekusi dengan pedang bertuliskan “untuk Kursk,” lapor seorang pejabat di Kyiv.
Foto-foto yang dipublikasikan secara online tampak menunjukkan mayat pria itu tergeletak di jalan dengan latar belakang kendaraan lapis baja yang rusak dan bangunan dengan jendela yang pecah.
Lengan mayat itu terlihat diikat di atas kepalanya, sementara dadanya ditusuk dengan pedang.
“Orang Rusia mengeksekusi seorang tahanan perang Ukraina yang tidak bersenjata dengan pedang. Tangannya diikat dengan pita,” tulis Dmytro Lubinets, komisaris hak asasi manusia Ukraina, di media sosial.
“Tingkat kebiadaban dan haus darah ini sulit dipahami,” tambahnya.
Kantor jaksa agung Ukraina mengaku pihaknya sudah memastikan bahwa foto tersebut diambil di kota Novohrodivka, wilayah Donetsk.
Namun, pihak berwenang di Kyiv belum dapat memastikan di mana dan kapan pria tersebut dibunuh. Mereka juga tidak mengungkapkan identitas korban yang diduga.
Kota tempat mayat itu difoto berada kurang dari dua mil dari garis depan yang saat ini merupakan medan tempur antara Ukraina dan Rusia, menurut situs web Deep State, yang memetakan perubahan di medan perang.
The Telegraph tak dapat secara independen memverifikasi foto-foto tersebut.
Andriy Kostin, jaksa agung Ukraina, mengatakan: “Rezim kriminal ini terus melanjutkan kebijakan yang bertujuan menghancurkan segala sesuatu yang bersifat Ukraina, menunjukkan kepada seluruh dunia kekejaman yang mengerikan dan dengan sinis mengabaikan nilai-nilai dan norma-norma dunia yang beradab.
“Tujuan kami adalah menemukan dan menghukum semua orang yang terlibat dalam kejahatan ini. Dunia harus melihat kekejaman para penjajah dan merespons secara tegas terhadap setiap kasus seperti ini. Hanya dengan upaya bersama kita dapat menghukum kejahatan ini.”
Pejabat Ukraina juga mengatakan mereka sudah merilis “penyelidikan mendesak” terhadap dugaan kejahatan perang tersebut.
Lubinets mengaku sudah memberi tahu perihal ini kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Komite Palang Merah Internasional, dan mendesak mereka untuk mencatat dugaan eksekusi tersebut sebagai kejahatan perang.
Ukraina telah melaporkan banyak insiden tahanan perang yang dieksekusi oleh tentara Rusia, sering kali dengan rekaman grafis yang dibagikan di media sosial setelahnya.
Kantor kejaksaan membuka 28 penyelidikan pidana terkait dugaan eksekusi 62 tahanan perang Ukraina.
Awal bulan ini, Lubinets melaporkan pembunuhan terhadap seorang tentara Ukraina yang ditangkap, yang diperintahkan untuk “mengucapkan kata terakhir, berdoa sebelum mati” sebelum ditembak tiga kali dengan senapan.
Salah satu pembunuhan tentara Ukraina yang paling terkenal oleh Rusia adalah Oleksandr Matsievskiy, yang difilmkan berdiri sendirian, merokok, di area berhutan di Ukraina timur.
Rekaman detik-detik terakhir hidupnya memperlihatkan saat dia berseru “slava Ukraini” – sebuah moto perang Ukraina yang telah ada selama beberapa generasi yang artinya “kemuliaan bagi Ukraina” – sebelum akhirnya terdengar suara tembakan dan dia tumbang ke tanah.
Sumber: The Telegraph