Muhammad Yorga Permana. Foto: sbm.itb.ac.id

Kenapa Kelas Menengah di Indonesia Menurun? Ini Penjelasan Para Ahli

Masyarakat Indonesia kini dihadapkan dengan tantangan besar: penurunan kelas menengah yang semakin nyata. Mengapa hal ini bisa terjadi? Menurut Muhammad Yorga Permana, dosen di Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB), berkurangnya ketersediaan pekerjaan formal yang layak menjadi penyebab utama.

Penurunan Kelas Menengah: Kenapa Bisa Terjadi?

Berdasarkan data terbaru, jumlah kelas menengah di Indonesia menurun signifikan dari 57,33 juta pada tahun 2019 menjadi 47,85 juta pada tahun 2024. Muhammad Yorga mengungkapkan, “Banyak pekerja yang awalnya berada di sektor formal kini beralih ke sektor informal atau gig economy karena minimnya lapangan kerja formal.” Hal ini tentunya menghambat mobilitas sosial dan membuat masyarakat sulit untuk naik ke kelas menengah.

Pekerjaan Formal vs. Informal: Apa yang Terjadi?

Selama dekade terakhir, pekerjaan formal di kota-kota besar seperti Jakarta semakin sulit ditemukan. “Selama 10 tahun terakhir, peningkatan lapangan kerja di Jakarta didominasi oleh sektor transportasi logistik dan gig economy, seperti driver ojek online (ojol),” kata Yorga. Di sisi lain, sektor informal justru mengalami pertumbuhan pesat. Pekerjaan self-employment telah meningkat secara signifikan sejak 2014, sementara porsi pekerja formal menurun menjadi 43 persen pada tahun 2019.

Dampak Krisis dan Pandemi: Menyoroti Kerentanan Ekonomi

Pandemi Covid-19 semakin memperjelas kerentanan ekonomi Indonesia. Yorga menjelaskan, “Ketika kita bertanya mengapa kelas menengah turun, artinya memang banyak pekerja yang asalnya dari formal pindah ke informal, atau banyak angkatan kerja baru yang masuk ke lapangan kerja, langsung masuk ke informal karena tidak ada kerja layak di sektor formal.” Krisis ini mempertegas betapa pentingnya lapangan pekerjaan yang stabil dan layak untuk kelas menengah.

Harapan dan Solusi: Apa yang Bisa Dilakukan?

Yorga berharap pemerintah dapat mengambil langkah konkret untuk menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan yang layak. “Pekerjaan layak semakin mendesak untuk kelas menengah, karena ini yang bisa membuat mereka stabil dan tidak turun kelas saat terjadinya krisis,” ujarnya. Upaya pemerintah dalam menyediakan pekerjaan yang lebih stabil akan sangat krusial untuk mengatasi penurunan kelas menengah ini.

Krisis ini memang memunculkan banyak pertanyaan. Apakah kita sudah siap menghadapi perubahan besar dalam struktur pasar kerja? Penurunan kelas menengah bukan hanya masalah ekonomi, tetapi juga menyentuh aspek sosial dan kesejahteraan masyarakat. Kita perlu berpikir kritis dan optimis, serta mendorong pemerintah dan sektor swasta untuk bekerja sama dalam menciptakan solusi yang berkelanjutan. Dengan langkah yang tepat, kita masih punya harapan untuk memperbaiki keadaan ini dan meningkatkan mobilitas sosial di masa depan.

More From Author

Muhammad Yorga Permana. Foto: sbm.itb.ac.id

Jerman Terapkan Kontrol Perbatasan Ketat: Krisis Migrasi

Muhammad Yorga Permana. Foto: sbm.itb.ac.id

Viral! Kemacetan di Puncak: Satu Nyawa Hilang Akibat Kemacetan Parah, Netizen Berbondong Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *