KHABAR, PALANGKA RAYA –
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Pemprov Kalteng) menegaskan komitmennya untuk menyukseskan Program Makan Bergizi Gratis (MBG), meski belum masuk dalam daftar proyek percontohan nasional.
Langkah proaktif ini menunjukkan bahwa Kalteng tak ingin tertinggal dalam upaya nasional meningkatkan gizi dan kesejahteraan peserta didik.
Program MBG merupakan inisiatif Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup anak-anak Indonesia, khususnya di daerah.
Meski belum termasuk dalam 190 Satuan Pendidikan Pelaksana Gizi (SPPG) tahap awal, Kalteng tetap bergerak cepat dengan mengalokasikan dana besar dalam APBD 2025.
Komitmen Pemprov Kalteng Lewat Anggaran Fantastis
Total Rp485 miliar telah disiapkan untuk mendukung program MBG, pendidikan gratis, dan kuliah gratis di Kalimantan Tengah.
Dari jumlah tersebut, Rp200 miliar difokuskan khusus untuk menjalankan program Makan Bergizi Gratis di sekolah-sekolah.
Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kalteng, Muhammad Reza Prabowo, menyampaikan optimisme dan apresiasi terhadap kebijakan ini.
“Alhamdulillah, beberapa satuan pendidikan di Kalimantan Tengah sudah mulai melaksanakan program ini. Kami yakin program ini dapat memberikan efek berantai positif bagi perekonomian, baik di desa maupun perkotaan,” ujarnya dalam acara Kalteng Menyapa yang ditayangkan melalui Zoom dan YouTube RRI Kalteng.
Reza menyebutkan bahwa pihaknya kini tengah menunggu petunjuk teknis dari pemerintah pusat untuk pelaksanaan detail program ini.
Menanti Petunjuk Teknis dan Kolaborasi Lanjut
Saat ini, pihaknya masih menjalin komunikasi intensif dengan Badan Gizi Nasional (BGN) terkait arah penggunaan anggaran.
“Kita masih berkomunikasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) terkait teknis pelaksanaan, termasuk apakah anggaran ini akan digunakan untuk pembangunan SPPG baru, jasa katering, atau hal lainnya,” jelas Reza.
Beberapa daerah seperti Palangka Raya, Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Seruyan, dan Kapuas telah merancang pembangunan SPPG sebagai langkah awal memperluas jangkauan program MBG.
Diharapkan, begitu petunjuk teknis keluar, pelaksanaan di lapangan bisa langsung tancap gas tanpa hambatan berarti.
Tantangan dan Upaya Perluasan Layanan Gizi
Meski antusiasme tinggi, tantangan juga menghampiri, terutama soal kapasitas layanan SPPG.
Saat ini, SPPG Bukit Kenanga menjadi contoh nyata keberhasilan awal, telah melayani 3.039 siswa dari berbagai sekolah di wilayah Kalimantan Tengah.
Namun, kapasitas maksimal tiap SPPG hanya mampu menjangkau 3.000–4.000 siswa.
Untuk itu, pemerintah daerah mengusulkan pembangunan unit SPPG baru guna menjangkau lebih banyak sekolah, seperti SMA Negeri 5 Plus yang jumlah siswanya di atas 1.000.
“Kami sudah mengusulkan ini ke BGN, tetapi eksekusinya masih menunggu kolaborasi lebih lanjut dari SPPG dan BGN,” ungkap Reza menutup pernyataannya.
Dengan sinergi kuat antara pemerintah pusat dan daerah, program Makan Bergizi Gratis diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan generasi muda Kalimantan Tengah.
(asp)