KHABAR, PALANGKA RAYA – Literasi digital menjadi senjata utama masyarakat Palangka Raya dalam menghadapi tantangan era teknologi dan membangun kesejahteraan lewat media sosial.
Aula Kasanang Atei, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Palangka Raya, menjadi saksi semangat warga dalam mengikuti Lokakarya Literasi Digital pada Kamis, 12 Juni 2025, sejak pukul 08.00 WIB hingga selesai.
Acara ini resmi dibuka oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Palangka Raya.
Plt. Asusten 1 Setda Kota Palangka Raya mewakili Wali Kota Fairid Naparin menyampaikan sambutan sekaligus membuka wawasan peserta mengenai pentingnya kecakapan digital.
“Tanpa literasi digital, kita gampang terkena hoaks, dan penting bagi masyarakat untuk mempelajari teknologi digital,” kutipan Wali Kota yang dibacakan Sekda itu langsung menggugah perhatian peserta.
Lebih dari 50 peserta dari beragam latar belakang hadir dengan antusias untuk belajar dan berdiskusi tentang potensi media sosial yang produktif.
Media Sosial untuk UMKM dan Smart Governance
Media sosial dipaparkan sebagai alat strategis untuk meningkatkan pendapatan pelaku UMKM, sekaligus jembatan transparansi antara pemerintah dan masyarakat.
Semangat ini sejalan dengan visi Kota Palangka Raya dalam menciptakan smart governance berbasis komunikasi digital.
Dalam era disrupsi informasi, literasi digital tidak bisa ditawar sebagai bekal agar masyarakat tidak mudah termakan hoaks.
Masyarakat juga didorong agar tidak hanya menjadi konsumen digital, tetapi mampu menjadi kreator konten yang berkualitas.
Sesi Materi: Inspiratif, Praktikal, dan Mencerdaskan
Moderator Rosiana memandu acara dengan lugas, membuka jalan untuk tiga narasumber dengan materi yang relevan.
Holil Azmi, S.Pt, Kepala TVRI Kalteng, membuka sesi pertama bertajuk “Konsep Dasar Media Sosial”.
Ia menekankan pentingnya pemilihan platform yang sesuai dengan jenis konten, baik itu foto, tulisan, maupun video.
Holil menyoroti keunggulan media sosial seperti jangkauan luas dan kecepatan informasi, namun juga mengingatkan potensi negatifnya, seperti hoaks dan ketergantungan digital.
“Media sosial bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan karya agar lebih mudah diakses orang lain,” tegasnya.
AI: Sahabat Baru dalam Dunia Kreatif
Sesi kedua dipandu Hendra Surya, S.T., M.Eng, dari Diskominfo Kota Palangka Raya, dengan topik “Produktif dengan AI, Mulai Sekarang”.
Ia memperkenalkan bagaimana AI dapat menjadi asisten digital, pembuat konten, hingga chatbot layanan pelanggan.
Peserta langsung diajak praktik menggunakan tools seperti Pippt dan CapCut untuk produksi konten digital.
“Gunakan AI sebagai alat pembantu, jangan mendewakan AI,” pesan Hendra yang mendapat anggukan setuju dari para peserta.
Digital Legal Awareness: Berkarya Tanpa Melanggar
Sesi ketiga dibawakan oleh AKBP Dr. G.Herundo Martho, S.E., M.Si, dari Ditbinmas Polda Kalteng, yang menyampaikan materi “Pemanfaatan Media Sosial untuk Kesejahteraan Masyarakat tanpa Bermasalah di Mata Hukum.”
Ia mengingatkan masyarakat agar bijak dalam berinteraksi digital, terutama terkait etika dan hukum di dunia maya.
Sesi tanya jawab berlangsung aktif, memperlihatkan semangat peserta dalam memahami hukum digital dan menjaga keamanan bermedia sosial.
Penutup: Pemuda Harus Relevan dan Kritis
Di tengah maraknya perkembangan AI dan arus informasi yang deras, narasumber menyepakati satu hal penting: pemuda harus tetap berpikir kritis dan memposisikan teknologi sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti kecerdasan manusia.
Lokakarya ini menjadi bukti nyata bahwa ketika masyarakat diberi bekal digital yang tepat, mereka bukan hanya bisa bertahan, tapi juga bisa tumbuh dan memberdayakan diri.