KHABAR, PALANGKA RAYA – Ketua TP Posyandu Provinsi Kalimantan Tengah, Ny. Aisyah Thisia Agustiar Sabran, menekankan pentingnya akses jalan, air bersih, rumah layak, serta digitalisasi dan pelatihan kader sebagai bagian dari transformasi layanan kesehatan primer di Kabupaten Pulang Pisau yang dibahas dalam kegiatan di Swiss-Belhotel Danum Palangka Raya, 17 Juli 2025.
Akses Jalan Menuju Posyandu Jadi Sorotan
Ketua TP Posyandu Provinsi Kalimantan Tengah menyoroti buruknya infrastruktur jalan menuju Posyandu yang menghambat pelayanan kesehatan di desa.
Ia menyatakan bahwa jalan yang rusak parah, terutama saat musim hujan, membuat kader dan tenaga kesehatan kesulitan menjangkau lokasi Posyandu.
“Musim hujan selalu menjadi tantangan berat. Jalan-jalan tanah menjadi lumpur, kendaraan sulit masuk, bahkan petugas pun tidak bisa menjangkau Posyandu. Ini realitas yang harus segera kita tangani bersama,” ujar Aisyah.
Ia mendorong agar pemerintah kabupaten/kota serta Dinas PUPR Kalteng memasukkan perbaikan jalan akses Posyandu dalam anggaran prioritas 2025.
Menurut Aisyah, pembangunan berkeadilan harus dimulai dari aspek paling mendasar: aksesibilitas dan pelayanan.
Infrastruktur Posyandu Harus Ramah Warga
Aisyah juga menekankan perlunya peningkatan kualitas sarana Posyandu agar lebih ramah terhadap semua kelompok masyarakat.
“Kita tidak hanya ingin Posyandu aktif, tapi juga ramah dan manusiawi,” pungkasnya.
Ia menyebutkan bahwa bangunan fisik Posyandu perlu ditingkatkan, antara lain:
- Penyediaan tempat cuci tangan
- Ketersediaan kursi untuk lansia dan ibu hamil
- Renovasi bangunan yang sudah tidak layak
Krisis Air Bersih Ancam Layanan Kesehatan
Menjelang musim kemarau, Aisyah menyampaikan kekhawatiran terhadap krisis air bersih yang dialami desa-desa di Kalteng.
“Air bukan sekadar kebutuhan rumah tangga. Di Posyandu, air sangat dibutuhkan untuk menjaga kebersihan, mencuci peralatan, dan mendukung pelayanan ibu dan anak,” jelasnya.
Ia mengusulkan distribusi air bersih berbasis data Posyandu dan kelurahan agar bantuan tepat sasaran.
Akses air bersih disebut juga sangat penting dalam mencegah penyakit menular saat musim kering seperti diare dan ISPA.
Bantuan Rumah Tak Layak Huni Jadi Fokus
Program renovasi rumah tidak layak huni disebut Aisyah sebagai bagian integral pengentasan kemiskinan di desa.
“Rumah adalah tempat pertama anak dibesarkan. Jika rumahnya bocor, lembab, tidak ada ventilasi, bagaimana mungkin anak tumbuh sehat?” tegasnya.
Ia mendorong validasi data penerima bantuan dilakukan secara partisipatif bersama kader, RT, dan tokoh masyarakat.
Selain renovasi, ia juga menekankan perlunya pelatihan kewirausahaan untuk keluarga prasejahtera agar keluar dari lingkaran kemiskinan.
Pasar Gratis dan Bansos Langsung Dinilai Efektif
TP Posyandu Kalteng juga aktif melakukan kegiatan pasar gratis dan pembagian bantuan sosial langsung saat turun ke desa.
“Pasar gratis ini hadir bukan untuk memanjakan, tapi untuk meringankan beban hidup mereka,” jelas Aisyah.
Dalam kegiatan ini masyarakat menerima:
- Bahan pokok dan makanan sehat
- Perlengkapan bayi dan pakaian layak pakai
- Konsultasi gizi dan pemeriksaan kesehatan gratis
Aisyah menyatakan bahwa pendekatan ini mendekatkan pemerintah dengan warga.
Percepatan Registrasi Posyandu ke Sistem Nasional
Masih banyak Posyandu di Kalteng yang belum terdaftar secara resmi di sistem nasional Kementerian Dalam Negeri.
“Kalau Posyandu tidak terdaftar, maka dia tidak bisa mendapatkan dukungan anggaran pusat, pelatihan kader, bahkan bantuan alat kesehatan,” tegas Aisyah.
Ia mengimbau camat dan lurah untuk memfasilitasi kelengkapan data dan mempercepat pendaftaran Posyandu ke sistem nasional berbasis 6 Standar Pelayanan Minimal (6 SPM).
Agustus 2025: Pelatihan Massal Kader Posyandu
Aisyah mengumumkan pelatihan serentak kader Posyandu seluruh Kalteng akan digelar Agustus 2025.
“Kalau kita ingin pelayanan yang berkualitas, kita harus mulai dari sumber daya manusianya,” ujarnya.
Materi pelatihan meliputi:
- Keterampilan teknis pelayanan kesehatan ibu dan anak
- Pemanfaatan data digital Posyandu
- Komunikasi interpersonal dan edukasi masyarakat
Kegiatan ini menggandeng Dinas Kesehatan, BKKBN, serta universitas lokal.
Posyandu: Simbol Kehadiran Negara
Menutup pertemuan, Aisyah menyampaikan refleksi bahwa Posyandu bukan sekadar tempat penimbangan bayi, tapi ruang pemberdayaan masyarakat.
“Kita tidak ingin Posyandu hanya hidup saat ada kunjungan atau event. Kita ingin Posyandu menjadi tempat berkumpul, belajar, bertumbuh, dan saling menguatkan,” ujarnya.
Transformasi layanan primer di Kalimantan Tengah dinilai hanya akan berhasil jika semua pihak bersinergi dengan misi yang sama: memastikan keadilan dalam pelayanan kesehatan masyarakat. (gnd)