KHABAR, PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah terus mendorong pembinaan mental dan spiritual para Aparatur Sipil Negara (ASN) dan tenaga kontrak melalui pengajian rutin Muslimah yang digelar di Istana Isen Mulang.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Kalimantan Tengah sebagai bagian dari upaya membangun karakter pegawai yang berintegritas.
Pengajian ini bukan sekadar aktivitas keagamaan, namun juga dimaknai sebagai ruang pembinaan karakter dan mentalitas ASN.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kalteng, Aisyah Thisia Agustiar Sabran, yang turut hadir dalam pengajian tersebut.
“Kita tidak ingin hanya sekadar berkumpul, tapi benar-benar menjadi ruang memperbaiki hati, memperbaiki karakter,” ujarnya dalam arahannya.
Pembinaan Karakter Lewat Pengajian
Aisyah menjelaskan bahwa kegiatan ini akan lebih efektif jika diselenggarakan secara rutin dan terjadwal, namun tetap tidak mengganggu ritme dan tanggung jawab kerja pegawai.
Ia menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara aktivitas rohani dan tugas sebagai pelayan publik.
Menurutnya, kegiatan spiritual seperti ini berkontribusi dalam menciptakan aparatur yang tidak hanya cerdas, tapi juga berakhlak baik dan empatik.
Mekanisme Pemilihan Penceramah
Dalam pengajian ini juga diperkenalkan sistem baru untuk pemilihan penceramah dalam agenda pengajian besar setiap tiga bulan.
Aisyah menyampaikan bahwa pemilihan pembicara akan dilakukan melalui mekanisme voting oleh para peserta.
Langkah ini diambil agar materi yang disampaikan lebih tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan peserta pengajian.
Tausiyah Penutup oleh Ustadzah Kamila
Acara pengajian ditutup dengan tausiyah oleh Ustadzah Drs. Hj. Kamila, M.PdI, yang mengangkat tema penguatan hati dan keimanan di tengah rutinitas kerja.
Tausiyah tersebut disambut antusias oleh seluruh peserta yang memadati aula kediaman Gubernur Kalteng.
Komitmen Pemprov dalam Pembinaan Mental ASN
Melalui kegiatan ini, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menegaskan komitmennya untuk terus mengintegrasikan pembinaan rohani ke dalam program pembinaan sumber daya manusia.
Penguatan spiritual dan mental pegawai dianggap sebagai salah satu fondasi penting dalam mewujudkan pelayanan publik yang berkarakter, humanis, dan berkelanjutan.