KHABAR, PALANGKA RAYA – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Palangka Raya resmi membuka Lomba Video Konten Literasi 2025 pada Rabu, 7 Agustus 2025, di Aula Kasanang Atei.
Kegiatan ini mengangkat tema Perkembangan Perpustakaan, Budaya Baca, dan Literasi pada Layanan Perpustakaan, dan dibuka langsung oleh Plt. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Dra. Gloriana, M.M., mewakili Wali Kota Palangka Raya.
Wali Kota Palangka Raya melalui sambutan yang dibacakan Gloriana menekankan pentingnya keterlibatan semua elemen dalam memperkuat budaya literasi.
“Membangun budaya baca bukan hanya tugas perpustakaan, tapi kerja kolektif dari guru, orang tua, komunitas, media, dan para content creator seperti kalian,” ujarnya.
50 Peserta Ikuti Lomba Video Literasi
Sebanyak 50 peserta ambil bagian dalam lomba ini.
Peserta berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari pelajar, mahasiswa, pegiat literasi, hingga masyarakat umum.
Kegiatan ini menjadi ruang kreatif sekaligus edukatif untuk mengangkat citra perpustakaan melalui media digital.
Hadirkan Narasumber Profesional
Untuk mendukung kualitas produksi konten peserta, panitia menghadirkan dua narasumber profesional.
Mereka adalah:
- Jadmiko A. Wicaksono, S.T., M.M. dari TVRI Kalimantan Tengah, membawakan materi tentang teknik produksi video dan penyuntingan.
- Andhika Afriadhy, S.T. dari Diskominfo Kota Palangka Raya, menyampaikan materi penyusunan skrip video.
- Siti Fatiah, S.Sos, pegiat literasi kreatif.
Jadmiko menekankan pentingnya proses produksi yang matang dalam pembuatan video konten.
“Video berkualitas lahir dari treatment produksi yang optimal,” katanya saat menyampaikan materi.
Ia juga membahas sejumlah aspek teknis seperti workflow produksi, pemilihan angle kamera, pencahayaan, teknik komposisi visual, hingga color grading.
Dorong Literasi Digital dan Inovasi Perpustakaan
Melalui lomba ini, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan berharap bisa mendorong lahirnya konten edukatif dan inspiratif.
Konten-konten tersebut diharapkan mampu memperkuat citra perpustakaan sebagai:
- Ruang publik yang ramah teknologi,
- Lingkungan yang relevan bagi generasi muda,
- Pusat literasi yang adaptif dan inklusif.
Lomba ini juga menjadi bagian dari strategi memperluas literasi digital di tengah masyarakat.
Dengan kolaborasi dan kreativitas digital, perpustakaan tak hanya menjadi tempat membaca, tetapi juga menjadi pusat inovasi dan pemberdayaan masyarakat. (gnd)