KHABAR, SAMPIT – Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) H. Agustiar Sabran meluapkan kekecewaan saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Optimalisasi Pendapatan Daerah di Gedung Serba Guna Sampit, Jumat (19/9/2025) malam.
Kehadiran Perusahaan Mengecewakan
Dari 65 perusahaan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dan Seruyan yang diundang, hanya 6 direktur yang hadir langsung.
Sebanyak 32 perusahaan lainnya justru hanya mengutus perwakilan.
Hal ini membuat Gubernur Agustiar merasa tidak dihargai, mengingat dirinya tetap hadir meski telah menjalani agenda padat seharian.
“Saya malas sebenarnya menyampaikan ini, tapi faktanya yang hadir hanya enam direktur. Sisanya banyak diwakilkan. Kalau merasa bukan direktur, sebaiknya tinggalkan ruangan ini,” tegas Agustiar.
Agenda Gubernur Sebelum Rakor
Sebelum menghadiri rapat, Agustiar mengikuti serangkaian agenda di Sampit.
Kegiatan tersebut meliputi penanaman pohon, pemeriksaan kesehatan gratis di SMAN 1 Sampit, dan pembukaan Gubernur Cup Zona Barat di Stadion 29 November.
Meski kelelahan dan diguyur hujan deras, Gubernur tetap hadir untuk mendengar langsung komitmen perusahaan.
“Kalau saya hadir di sini sebagai Gubernur, mestinya direktur juga datang langsung. Jangan sepelekan pemerintah. Saya beri waktu seminggu, perusahaan mana pun yang bandel, terutama soal pajak, akan saya kejar,” ujarnya.
Sorotan terhadap Tanggung Jawab Perusahaan
Dalam forum tersebut, Gubernur juga menyinggung minimnya kepedulian perusahaan terhadap masyarakat Kalteng.
Isu yang disoroti antara lain:
- Kewajiban Corporate Social Responsibility (CSR)
- Kewajiban plasma perkebunan
- Kontribusi perbaikan jalan akibat kendaraan bertonase berat perusahaan
“Bicara CSR sering tidak konsisten, soal plat kendaraan banyak yang pakai plat luar daerah. Apa saya harus tutup jalan provinsi supaya kalian tidak bisa lewat? Jalan rusak, beban anggaran daerah makin berat, sementara keuntungan besar justru kalian bawa keluar Kalteng,” katanya.
Ajakan untuk Komitmen Bersama
Agustiar menegaskan dirinya tidak menuntut hal berlebihan dari perusahaan.
Ia hanya meminta adanya komitmen nyata dalam mendukung pembangunan daerah.
“Saya tidak bicara masa lalu, saya bicara masa depan. Mari kita jalankan usaha dengan akur, rukun, dan sesuai aturan. Kalau taat regulasi, semua akan berjalan lancar, ekonomi daerah tumbuh, dan masyarakat ikut merasakan manfaatnya,” pungkasnya.
(TRA)