Petugas kepolisian Jerman berjaga di perbatasan dengan Prancis. REUTERS/Joachim Herrmann

Kebijakan Baru Jerman: Migrasi Jerman Dibatasi & Diperketat

Perbatasan Jerman-Polandia di Frankfurt an der Oder menjadi simbol perubahan kebijakan migrasi Jerman. Meski tanda bertuliskan “Frankfurt Oder/Slubice – no borders” masih terlihat jelas, kenyataannya kontrol perbatasan semakin diperketat. Pemerintah Jerman, di bawah tekanan politik dalam negeri, telah memperkenalkan kembali kontrol perbatasan sementara dengan berbagai negara, termasuk Polandia, sejak Oktober. Kebijakan ini menandai akhir dari era migrasi terbuka “Wilkommenskultur” yang dikenalkan oleh Angela Merkel pada tahun 2015.

Pemeriksaan Ketat di Perbatasan Jerman

Di perbatasan Jerman-Polandia, setiap harinya polisi Jerman rutin memeriksa kendaraan yang masuk dari Polandia. Beberapa kendaraan yang dianggap mencurigakan diberhentikan untuk pemeriksaan lebih lanjut. “Ini adalah pekerjaan sehari-hari di sini bahwa orang tidak memenuhi persyaratan masuk ke Jerman,” ujar Tom Knie, seorang polisi muda yang bertugas di perbatasan. Pengawasan ini menunjukkan betapa seriusnya Jerman dalam memperketat pengawasan imigrasi.

Tekanan Politik dan Kebijakan Pengendalian Perbatasan

Kontrol perbatasan yang baru ini tidak hanya terkait dengan isu keamanan tetapi juga menjadi respons terhadap tekanan politik dalam negeri. Partai sayap kanan, Alternative for Germany (AfD), semakin kuat dengan mengangkat isu migrasi dan keamanan. Partai ini menggunakan retorika anti-imigrasi dan kampanye yang menggambarkan mereka sebagai pelindung warga Jerman. Poster AfD di Frankfurt/Oder, yang bertuliskan “WE PROTECT YOU!”, menggambarkan partai ini sebagai jawaban bagi warga yang khawatir dengan kebijakan migrasi terbuka.

Pengaruh Besar Terhadap Kanselir Scholz

Keberhasilan AfD ini telah melemahkan posisi Kanselir Olaf Scholz. Scholz terpaksa memperketat kebijakan migrasi sebagai respons terhadap tekanan ini. “Kami melakukan ini meskipun akan sulit dengan tetangga kami… Kita harus melalui ini,” ujarnya. Namun, langkah Scholz ini menuai kritik, salah satunya dari Raphael Bossong dari German Institute of International and Security Affairs. Bossong memperingatkan bahwa adopsi sebagian dari posisi AfD hanya akan memperburuk situasi.

Opini: Mengakhiri Era yang Terbuka

Melihat perubahan kebijakan migrasi Jerman, ada satu hal yang perlu kita renungkan. Di satu sisi, Jerman berusaha melindungi warga negaranya dengan kontrol yang lebih ketat. Namun, di sisi lain, langkah ini mengancam reputasi Jerman sebagai negara yang pernah terbuka dan menerima ribuan migran. Dengan memperketat perbatasan, apakah Jerman akan benar-benar lebih aman? Atau akan menghadapi risiko baru seperti polarisasi masyarakat? Ini adalah pertaruhan besar yang bisa membawa perubahan mendalam dalam politik dan masyarakat Jerman.

Petugas kepolisian Jerman berjaga di perbatasan dengan Prancis. REUTERS/Joachim Herrmann

Ledakan Gas Tambang Iran: 51 Orang Tewas, Apa Penyebabnya?

Petugas kepolisian Jerman berjaga di perbatasan dengan Prancis. REUTERS/Joachim Herrmann

Pertemuan Megawati-Prabowo: Diskusi Sinergi Bangsa atau Transaksi Politik?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *