Dalam langkah signifikan yang dapat mengubah dinamika di Timur Tengah, Israel baru saja mengumumkan paket bantuan militer dari Amerika Serikat senilai 8,7 miliar dolar AS (sekitar Rp131,5 triliun). Bantuan ini bertujuan untuk memperkuat posisi Israel di tengah konflik yang berlangsung di Gaza dan Lebanon. Dengan rincian yang jelas, 3,5 miliar dolar AS (sekitar Rp52,9 triliun) akan dialokasikan untuk pengadaan peralatan militer yang sangat diperlukan, sementara 5,2 miliar dolar AS (sekitar Rp78,5 triliun) akan digunakan untuk meningkatkan sistem pertahanan udara seperti Iron Dome dan David’s Sling.
Saat ini, Israel terjebak dalam perang di dua front: melawan Hamas di Gaza dan Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon. Situasi ini semakin memanas, dan negosiasi bantuan dilakukan di Pentagon oleh Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan Israel, Eyal Zamir, serta pejabat pertahanan AS, termasuk Amanda Dory. Dalam pernyataan resmi, Kementerian Pertahanan Israel menegaskan bahwa bantuan ini akan memperkuat sistem pertahanan yang ada dan mendukung pengembangan sistem laser canggih yang sedang dalam tahap akhir.
Kesepakatan ini bukan hanya sekadar aliran dana; ini merupakan penguatan kemitraan strategis antara Israel dan AS. Ini menunjukkan komitmen Washington untuk terus mendukung Israel dalam menghadapi berbagai ancaman regional, terutama dari Iran dan milisi yang didukung oleh negara tersebut.