Militer Israel menyatakan pada Selasa bahwa mereka meluncurkan serangan darat “terbatas” terhadap target-target Hezbollah di Lebanon selatan.
Operasi ini secara resmi membuka front baru dalam konflik yang kian meningkat antara Israel dan kelompok militan dukungan Iran, yang telah bertukar serangan lintas perbatasan hampir setiap hari selama hampir setahun.
“Sesusai keputusan tingkat politik, beberapa jam lalu, IDF memulai serangan darat terbatas, lokal, dan terarah berdasarkan intelijen tepat terhadap target dan infrastruktur teroris Hezbollah di Lebanon selatan,” kata militer Israel dalam pernyataannya pada Selasa pagi waktu setempat.
“Target-target ini berada di desa-desa dekat perbatasan dan merupakan ancaman langsung terhadap komunitas-komunitas Israel di Israel utara,” tambahnya.
Militer Israel mengatakan mereka mendukung pasukan darat di Lebanon dengan serangan udara dan artileri terhadap target Hezbollah. Mereka menyebut Operasi “Northern Arrows” akan terus berlangsung bersamaan dengan perang yang menghancurkan Hamas di Gaza.
Pertempuran antara militer Israel dan Hezbollah selama setahun terakhir telah menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi di kedua sisi perbatasan. Bagaimanapun, Israel secara signifikan meningkatkan tekanan militer terhadap musuhnya selama dua minggu terakhir, dengan tujuan akhirnya mengembalikan warga Israel ke rumah mereka.
Upaya-upaya ini dimulai dengan serangan pager canggih Israel dan beralih ke kampanye serangan udara yang intens dan mematikan, termasuk satu serangan yang menewaskan pemimpin Hezbollah Hassan Nasrallah pada Jumat.
Pejabat Israel pada Senin mengisyaratkan bahwa invasi darat sudah dekat. Yoav Gallant, menteri pertahanan negara tersebut, mengatakan kepada pasukan di dekat perbatasan bahwa “eliminasi Nasrallah adalah langkah yang sangat penting, tetapi bukan yang terakhir.”
“Tujuan kami memastikan kembalinya komunitas-komunitas di Israel utara ke rumah mereka dengan aman. Kami siap melakukan segala upaya yang diperlukan untuk mencapai misi ini,” kata Gallant. “Kami akan menggunakan semua cara yang mungkin diperlukan — pasukan Anda, pasukan lainnya, dari udara, dari laut, dan di darat.”
Israel sudah beberapa kali menginvasi Lebanon, terakhir kali selama perang singkat namun menghancurkan dengan Hezbollah pada 2006. Para pejabat memperingatkan bahwa konflik habis-habisan antara kedua musuh ini sekarang bisa sangat mematikan bagi warga di kedua sisi perbatasan.
Operasi darat pada Selasa kemungkinan meningkatkan risiko bahwa konflik antara Israel dan Hezbollah bisa meluas, mungkin melibatkan AS dan Iran.
Pentagon sudah memiliki berbagai aset angkatan laut, udara, dan darat di Timur Tengah untuk mempertahankan pasukan dan melindungi Israel, tetapi pada Senin mereka mengumumkan bahwa lebih banyak pasukan tengah dalam perjalanan.
Pada hari Senin, Pentagon mengatakan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah berbicara dengan mitranya dari Israel, Menteri Pertahanan Yoav Gallant.
Menurut pernyataan Pentagon yang diterbitkan pada hari yang sama, keduanya “sepakat tentang pentingnya membongkar infrastruktur serangan di sepanjang perbatasan.”
Mereka mengatakan hal ini akan “memastikan bahwa Hezbollah Lebanon tidak dapat melakukan serangan gaya 7 Oktober terhadap komunitas-komunitas Israel di utara.”
Selain menegaskan kembali dukungan AS untuk hak Israel dalam membela diri, Austin juga berbicara kepada Gallant tentang “pentingnya pada akhirnya beralih dari operasi militer ke jalur diplomatik untuk memberi keamanan dan stabilitas sesegera mungkin.”