P. Ravinder Reddy, seorang petani, mencampurkan fungisida pada benih kacang tanah sebelum disemai di desa Rayanpet, negara bagian Telangana, India, Rabu, 25 September 2024. (Foto: Mahesh Kumar A./AP)

Di India, Pemanasan Iklim Mendorong Ilmuan Terus Kembangkan Benih Pertanian yang Tangguh

BENGALURU, India (AP) — Hujan yang tak dapat diprediksi dan panas yang kian meningkat tidak hanya membuat hidup lebih sulit bagi masyarakat Rayanpet, sebuah desa gersang di selatan India. Kondisi iklim tersebut juga berdampak buruk bagi ribuan hektar tanaman padi.

“Dulu kami tahu kapan hujan akan turun dan berapa lama, lalu kami menabur benih sesuai dengan pengetahuan itu,” ungkap P. Ravinder Reddy, mantan tentara yang beralih menjadi petani di lahan keluarganya 16 tahun lalu. “Benihnya tidak bertunas karena terlalu banyak hujan atau karena benar-benar kering.”

Untungnya bagi Reddy, organisasi penelitian pertanian di India telah bekerja selama bertahun-tahun untuk merekayasa benih padi yang lebih tahan terhadap perubahan iklim. Dia bereksperimen dengan varietas baru ini selama lima tahun terakhir, dan mengaku varietas tersebut memberi hasil yang lebih baik dengan lebih sedikit air dan lebih tahan terhadap penyakit.

“Saya menanamnya di seperempat lahan seluas 25 hektar karena masih ada permintaan untuk varietas lama, tapi saya rasa dalam beberapa tahun ke depan, kami hanya akan menggunakan benih yang lebih tangguh,” kata Reddy.

India merupakan salah satu produsen sekaligus konsumen gandum dan beras terbesar di dunia. Organisasi penelitian di sini, seperti organisasi penelitian lainnya di seluruh dunia, telah lama berupaya menghasilkan benih yang dapat meningkatkan hasil panen, tahan terhadap kekeringan, atau tahan terhadap penyakit tanaman. Kebutuhan ini semakin meningkat karena perubahan iklim menyebabkan cuaca menjadi lebih ekstrem dan tak dapat diprediksi.

Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dirilis awal tahun ini, lebih dari 700 juta orang mengalami kelaparan pada tahun lalu dan lebih dari sepertiga populasi global tak mampu membeli makanan sehat, sehingga meningkatkan urgensi akan benih yang tangguh dan dapat menghasilkan pangan yang dapat diandalkan. Selain India, program lain termasuk program pemerintah Amerika Serikat dan proyek yang didanai swasta juga membantu mengembangkan tanaman yang tahan iklim di Afrika, Amerika Tengah, dan negara-negara Asia lainnya.

Karena India merupakan salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak iklim, benih-benih baru ini sangat penting untuk memastikan India menghasilkan cukup pangan bagi masyarakatnya dan juga untuk ekspor.

Mempertahankan diri dari guncangan iklim

Ketika perubahan iklim semakin intensif, hampir 120 juta petani di India – sebagian besar memiliki lahan kurang dari 5 hektar – terancam penghidupannya karena pola curah hujan yang tidak menentu, kenaikan suhu, dan meningkatnya serangan hama.

Ada pula yang menerapkan pertanian alami – teknik seperti menggunakan pupuk alami dan menanam tanaman di samping pohon atau tanaman lain yang dapat melindungi tanaman dari angin, erosi, dan cuaca ekstrem – untuk menghadapi perubahan iklim. Namun hal ini dapat berarti berkurangnya hasil panen, dan pemerintah federal India juga mendorong penggunaan benih yang tahan iklim dan tidak mengurangi hasil panen.

Meningkatnya salinitas air tanah, curah hujan lebat dalam waktu singkat, kekeringan berkepanjangan, dan bahkan peningkatan suhu di malam hari dapat mempengaruhi benih padi, kata para ahli.

“Kami benar-benar membutuhkan benih-benih ini untuk mengatasi berbagai masalah yang disebabkan pemanasan global,” ujar Ashok Kumar Singh, mantan direktur Institut Penelitian Pertanian India yang berbasis di New Delhi dan seorang ilmuwan yang berspesialisasi dalam genetika dan pemuliaan tanaman. Singh telah mengawasi penciptaan berbagai varietas padi yang sukses bertahan terhadap hama dan berbagai penyakit tanaman. Dan organisasinya, dengan pendanaan dari kementerian pertanian federal, telah merilis lebih dari 2.000 varietas benih tahan iklim dalam satu dekade terakhir.

Awal tahun ini, Perdana Menteri Narendra Modi merilis 109 benih tanaman yang tahan iklim, termasuk sereal, kacang-kacangan, dan minyak sayur seperti kacang tanah. Pemerintah federal India telah mengumumkan rencana untuk memastikan setidaknya 25% lahan yang digarap untuk padi di negara tersebut akan ditanami benih yang tahan iklim pada “kharif” atau musim tanam musim dingin mendatang.

“Kami membiakkan berbagai pemicu stres, termasuk ketahanan terhadap panas dan penyakit,” kata Janila Pasupuleti dari Institut Penelitian Tanaman Internasional untuk Daerah Tropis Semi-Arid, yang berbasis di Hyderabad. Pasupuleti mengatakan bahwa pendekatan ini tak hanya menstabilkan hasil panen tetapi juga meningkatkan kualitas nutrisi tanaman, sehingga menguntungkan petani dan konsumen.

Masalah logistik yang perlu diselesaikan

Meski para ilmuwan terus menciptakan benih yang tahan iklim, memastikan benih tersebut menjangkau jumlah petani sebanyak-banyaknya sangatlah penting.

Memastikan bahwa petani mengetahui tentang benih tersebut, mampu membelinya, dan dilatih untuk menggunakannya dengan benar sama pentingnya dengan menciptakan benih tersebut, kata Aditi Mukherji, direktur adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di Consultative Group on International Agricultural Research dan penulis beberapa laporan iklim di PBB.

Mukherji mencatat bahwa revolusi hijau di bidang pertanian di India, yang terjadi pada 1960an ketika pertanian dimodernisasi untuk menjamin ketahanan pangan dan meningkatkan hasil biji-bijian seperti gandum dan beras di seluruh negeri, berhasil karena layanan tersebut tersedia dan dikoordinasikan dengan baik oleh negara dan pemerintah federal pada saat itu.

Ilmuwan pertanian juga mengatakan diperlukan lebih banyak dana untuk riset dan pengembangan – setara dengan setidaknya 1% dari produk domestik bruto pertanian, kata Singh, seorang ilmuwan pertanian.

Di desa Rayanpet, Reddy tengah bersiap menabur benih padi untuk musim dingin dalam beberapa minggu mendatang, dan berharap semakin luas wilayah yang bisa mendapatkan benih tahan iklim ini.

“Adalah baik untuk terus mencoba bibit baru karena setelah beberapa waktu semuanya akan mengalami masalah. Jika pemerintah juga bisa memastikan kami mendapatkan harga yang bagus untuk hasil panen kami, hal ini akan sangat membantu para petani seperti kami,” katanya.

P. Ravinder Reddy, seorang petani, mencampurkan fungisida pada benih kacang tanah sebelum disemai di desa Rayanpet, negara bagian Telangana, India, Rabu, 25 September 2024. (Foto: Mahesh Kumar A./AP)

32 Orang Tewas dalam Serangan Udara Israel di Gaza Selatan

P. Ravinder Reddy, seorang petani, mencampurkan fungisida pada benih kacang tanah sebelum disemai di desa Rayanpet, negara bagian Telangana, India, Rabu, 25 September 2024. (Foto: Mahesh Kumar A./AP)

Bom dari Masa Perang Dunia II Meledak di Bandara Jepang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *