Tenda-tenda berdesakan saat pengungsi Palestina berkemah di sepanjang pantai Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, Rabu, 9 Oktober 2024. (Foto: Abdel Kareem Hana/AP)

PBB: Bantuan untuk Gaza Berada di Tingkat Terendah dalam Beberapa Bulan Terakhir

PBB — Pejabat kemanusiaan PBB mengatakan bahwa bantuan yang masuk ke Gaza berada pada level terendah dalam beberapa bulan terakhir dan memperingatkan bahwa jalur vital di bagian utara wilayah tersebut, tempat Israel memperbarui serangan militernya, telah terputus.

Wakil juru bicara PBB Farhan Haq menyampaikan kabar buruk ini pada hari Jumat, mengatakan bahwa penyeberangan utama ke utara Gaza telah ditutup dan tak ada makanan atau pasokan penting lainnya yang masuk sejak 1 Oktober. Lebih dari 400.000 orang yang masih tinggal di wilayah utara berada di bawah tekanan yang kian besar untuk bergerak ke selatan, katanya.

“Situasinya sangat mengerikan” di seluruh Gaza utara, kata Haq, seraya menambahkan bahwa seluruh wilayah menghadapi ketidakamanan.

Selama berbulan-bulan, PBB telah mengatakan bahwa kekacauan di Gaza, yang menyebabkan pasokan diambil dari truk bantuan dan serangan terhadap pekerja kemanusiaan beserta pengemudinya, adalah hambatan utama dalam pengiriman bantuan — bersamaan dengan operasi militer, sedikitnya penyeberangan perbatasan, penundaan, dan penolakan izin konvoi oleh Israel.

Peneliti independen PBB tentang hak atas pangan, Michael Fakhri, menuduh Israel bulan lalu melakukan “kampanye kelaparan” terhadap warga Palestina selama perang di Gaza, tuduhan yang dibantah keras oleh Israel.

Misi Israel di PBB tidak segera menanggapi permintaan komentar pada hari Jumat terkait laporan bantuan oleh Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA). Namun, Israel telah berulang kali bersikeras bahwa mereka telah mengizinkan makanan dan bantuan lainnya masuk ke Gaza dalam jumlah yang signifikan.

“Israel tidak menghentikan masuknya atau koordinasi bantuan kemanusiaan dari wilayahnya ke Jalur Gaza utara,” kata COGAT, badan militer Israel yang mengawasi distribusi bantuan di Gaza, pada hari Rabu. “Sebagai bukti, bantuan kemanusiaan yang dikoordinasikan oleh COGAT dan organisasi internasional akan terus masuk ke Jalur Gaza utara pada hari-hari mendatang.”

Perang di Gaza dimulai setelah militan Hamas membunuh sekitar 1.200 orang dan menculik sekitar 250 lainnya selama serangan 7 Oktober 2023 terhadap Israel.

Serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 42.000 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan setempat, yang tidak menyebutkan berapa banyak dari mereka adalah pejuang, tetapi mengatakan wanita dan anak-anak merupakan lebih dari setengah korban tewas. Perang ini telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza dan menggusur sekitar 90% dari populasi 2,3 juta orang.

Organisasi kemanusiaan MedGlobal, yang telah bekerja di Gaza sejak 2018, mengatakan pada hari Jumat bahwa aksi militer Israel yang diperbarui telah mendorong fasilitas kesehatan yang tersisa di utara “ke ambang kehancuran.”

Tiga rumah sakit dengan ratusan pasien, termasuk anak-anak dalam perawatan intensif — Kamal Adwan, Al-Awda, dan Rumah Sakit Indonesia — telah diperintahkan untuk dievakuasi oleh otoritas Israel. Tiga rumah sakit ini juga hampir kehabisan bahan bakar.

Dr. Hussam Abu Safiya, direktur Kamal Adwan dan dokter utama MedGlobal di Gaza, mengatakan bahwa mereka menerima “banyak cedera dan kematian akibat penargetan daerah Al Naji.”

Unit perawatan intensif rumah sakit penuh sesak, dan “situasi yang sangat buruk … akan memburuk dalam beberapa jam mendatang jika tak ada bahan bakar untuk layanan darurat,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Di seluruh Gaza, Haq mengatakan Program Pangan Dunia (WFP) PBB melaporkan bahwa mereka tak dapat mengirimkan paket makanan kepada lebih dari 1 juta warga Palestina yang seharusnya menerima bantuan pada bulan ini “karena terbatasnya akses pasokan bantuan.”

Di utara, WFP mengatakan dapur, titik distribusi, dan toko roti terpaksa tutup atau terancam tutup jika konflik terus berlanjut, kata Haq, seraya menambahkan bahwa toko roti juga kehabisan tepung gandum.

Meski menghadapi tantangan, Haq mengatakan badan PBB untuk pengungsi Palestina, yang dikenal sebagai UNRWA, dan mitranya terus mendistribusikan roti, makanan, dan tepung ke tempat penampungan yang ditunjuk serta sekitarnya.

Sumber: AP

Tenda-tenda berdesakan saat pengungsi Palestina berkemah di sepanjang pantai Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, Rabu, 9 Oktober 2024. (Foto: Abdel Kareem Hana/AP)

Gunakan Analisis DNA, Ilmuwan Pecahkan Misteri tentang Asal-usul Christopher Columbus

Tenda-tenda berdesakan saat pengungsi Palestina berkemah di sepanjang pantai Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, Rabu, 9 Oktober 2024. (Foto: Abdel Kareem Hana/AP)

Zelenskiy: Korea Utara Bantu Rusia dengan Personel Tentara untuk Perang Melawan Ukraina

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *