Seorang komandan terkemuka Jihad Islam terbunuh dalam baku tembak dengan tentara Israel di sebuah masjid di Tepi Barat.
Pasukan khusus Israel menembak mati Muhhamad Jabber, yang juga dikenal sebagai Abu Shujaa, selama operasi hari kedua berturut-turut di kota Tulkarm pada Kamis pagi.
Empat orang lainnya, yang konon turut “bersembunyi di dalam masjid”, juga terbunuh.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengungkapkan bahwa Jabber, yang merupakan kepala jaringan Jihad Islam di Nur Shams, terlibat dalam aksi “banyak serangan teror, termasuk serangan penembakan di mana seorang warga sipil Israel, Amnon Muchtar, terbunuh pada bulan Juni”.
“Jabber juga terlibat dalam perencanaan serangan teror tambahan. Seorang teroris lainnya dalam operasi tersebut sudah ditangkap oleh pasukan khusus,” tambahnya.
Ia dilaporkan telah terbunuh oleh pasukan Israel awal tahun ini, tetapi kemudian secara mengejutkan muncul di pemakaman orang lain, menurut surat kabar Israel, Haaretz.
Rekaman dari Tulkarm menunjukkan banyaknya bangunan yang rusak setelah baku tembak terjadi, sementara di Jenin beberapa buldoser terlihat tengah mencari perangkat peledak.
Hal ini terjadi ketika Khaled Mashal, seorang pejabat terkemuka Hamas, mengungkapkan bahwa kelompok teror tersebut berniat untuk “kembali melakukan operasi [bunuh diri]” dan memperingatkan bahwa operasi Israel di Tepi Barat hanya bisa dihadapi dengan “konflik terbuka”.
Banyaknya korban jiwa dalam operasi tersebut dikutuk oleh Antonio Guterres, sekretaris jenderal PBB. Ia menggambarkan peluncuran operasi militer berskala besar oleh Israel di Tepi Barat sebagai “sangat memprihatinkan”.
“Saya dengan tegas mengutuk banyaknya korban jiwa, termasuk anak-anak, dan saya menyerukan penghentian segera operasi ini,” katanya.
Danny Danon, duta besar Israel untuk PBB, menanggapi kritik Guterres dengan mengklaim bahwa Iran “secara aktif berupaya menyelundupkan perangkat peledak canggih” ke Tepi Barat “untuk digunakan dalam serangan bom bunuh diri di jantung kota-kota Israel”.
Danon menegaskan Israel tidak akan diam saja sembari “menunggu adegan bus dan kafe meledak di pusat kota”.
Dia menambahkan: “Operasi IDF di Yudea dan Samaria [di Tepi Barat] memiliki tujuan yang jelas: mencegah teror Iran melalui proxy yang akan merugikan warga sipil Israel.”
Setidaknya sembilan warga Palestina terbunuh di beberapa lokasi di Tepi Barat utara pada hari Rabu. Israel mengklaim semuanya adalah anggota kelompok teror.
Israel Katz, menteri luar negeri Israel, mengatakan bahwa segala sesuatu akan dilakukan untuk menghadapi ancaman teror “termasuk evakuasi sementara penduduk Palestina dan langkah-langkah apapun yang diperlukan”.
Dia menambahkan: “Ini adalah perang untuk segalanya dan kita harus memenangkannya