Rezim Bashar Al Assad akhirnya tumbang pada Minggu, 8 Desember 2024, setelah lebih dari 50 tahun kekuasaan brutal dan represif dari Partai Baath. Kejatuhan ini disambut dengan perayaan besar di seluruh Suriah dan negara-negara tetangga yang menganggapnya sebagai kemenangan penting bagi kebebasan dan perdamaian di kawasan tersebut.
Kepemimpinan Hayat Tahrir Al Sham (HTS) dan Serangan yang Menghancurkan
Kelompok pemberontak Hayat Tahrir Al Sham (HTS) yang dipimpin oleh Abu Mohammed Al Jolani menjadi garda terdepan dalam serangan yang membuat Bashar Al Assad melarikan diri dari Suriah. Dalam pidatonya di Damaskus, Al Jolani menyebut kemenangan ini sebagai momen bersejarah bagi kawasan tersebut, “Kemenangan ini, saudara-saudaraku, bersejarah bagi kawasan ini.”
Assad Melarikan Diri ke Rusia
Setelah serangan pemberontak yang berhasil, Bashar Al Assad dan keluarganya melarikan diri ke Rusia dan mendapatkan suaka kemanusiaan. Menurut sumber di Kremlin, keputusan ini diambil untuk memastikan keselamatan keluarga Assad setelah kekalahan yang telak.
Warga Suriah Merayakan Kebebasan
Kebebasan yang lama dinantikan akhirnya datang. Warga Suriah merayakan jatuhnya rezim Assad dengan sorak sorai di jalan-jalan. “Kami nyatakan kota Damaskus bebas,” teriak para pemberontak, diiringi tembakan ke udara dan teriakan kemenangan. “Suriah milik kita dan bukan milik keluarga Assad,” menjadi seruan yang menggema di seluruh negeri. Patung Hafez Al Assad, ayah dari Bashar, pun diruntuhkan di berbagai tempat sebagai simbol berakhirnya dinasti tersebut.
Rumah Assad yang Kosong
Saat warga mendatangi rumah mewah milik Assad yang kini kosong, perasaan campur aduk menyelimuti. Amer Batha, seorang warga Damaskus, menyatakan, “Saya tidak percaya mengalami momen ini. Kami sudah lama menunggu hari ini.” Rumah yang dulu menjadi simbol kekuasaan kini hanya menyisakan kenangan pahit.
Akhir dari Penindasan 50 Tahun
Pemberontak dengan tegas mengumumkan bahwa berakhirnya rezim Assad adalah akhir dari lebih dari 50 tahun pemerintahan represif Partai Baath dan 13 tahun kekejaman dari rezim Assad. “Ini adalah awal era baru bagi Suriah,” demikian pernyataan mereka.
Kejahatan Masa Lalu Rezim Assad
Rezim Assad dikenal dengan pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan. Selama 50 tahun, bahkan kecurigaan terhadap pemerintah bisa berujung pada penahanan atau pembunuhan. Penjara Sednaya, yang terkenal dengan penyiksaan dan perlakuan kejam terhadap tahanannya, akhirnya dibuka dan para tahanan dibebaskan setelah serangan pemberontak.
Reaksi Internasional
Reaksi dari dunia internasional sangat beragam. Penyelidik kejahatan perang PBB mendesak pihak yang kini memimpin Suriah untuk memastikan bahwa kekejaman masa lalu tidak terulang. Amnesty International melihat situasi ini sebagai kesempatan untuk membawa para pelaku pelanggaran hukum ke pengadilan.
Keberhasilan Strategis Pemberontak
Jatuhnya rezim Assad terjadi beberapa jam setelah HTS berhasil merebut kota Homs, yang merupakan kota besar ketiga yang direbut pemberontak sejak serangan dimulai pada 27 November. Serangan ini semakin diperkuat dengan melemahnya kekuatan Hizbullah, sekutu Assad, yang sedang terpukul oleh serangan dari Israel.
Kejatuhan rezim Bashar Al Assad menandakan berakhirnya 50 tahun kekuasaan Partai Baath yang represif. Perayaan besar menyambut perubahan ini, sementara Assad melarikan diri ke Rusia. HTS memimpin pemberontakan yang membuka jalan bagi era baru di Suriah, namun tantangan utama sekarang adalah memastikan bahwa kekejaman masa lalu tidak akan terulang kembali.