Berkat eksperimen yang dilakukan oleh Prof. Zulfiadi, gutit kini bisa diubah menjadi logam dalam waktu yang sangat singkat. (Foto: Tangkapan layar)

Profesor ITB Ciptakan Reaktor Plasma, Sulap ‘Tanah’ Jadi Logam dalam 2 Menit

Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali membuat gebrakan melalui inovasi dari Forum Guru Besar yang dipimpin oleh Prof. Dr. Ing. Zulfiadi Zulhan.

Beliau berhasil mengembangkan metode revolusioner dalam pengolahan bijih besi limonit, atau dikenal sebagai gutit, menjadi logam hanya dalam waktu kurang dari 2 menit.

Teknologi ini menggunakan reaktor plasma hidrogen yang menjadikan hidrogen sebagai reduktor, menghasilkan logam tanpa proses panjang yang umumnya terjadi di pabrik-pabrik.

Gutit, sebagai salah satu komponen terbesar dalam tanah laterit, telah lama menjadi perhatian para peneliti.

Namun, berkat eksperimen yang dilakukan oleh Prof. Zulfiadi, gutit kini bisa diubah menjadi logam dalam waktu yang sangat singkat.

Melalui reaktor plasma hidrogen, proses pengolahan ini hanya membutuhkan waktu 1 menit untuk mencapai reduksi parsial dan 2 menit untuk reduksi total, sehingga logam bisa diproduksi langsung dari tanah.

“Kami tingkatkan waktunya 2 menit, dari tanah ini langsung menjadi logam,” ujar Prof. Zulfiadi saat Orasi Ilmiah Guru Besar di ITB. “Ini seperti sulap tapi bukan sulap, mirip dengan sulap. Waktunya sangat cepat,” tambahnya.

Dalam industri logam, proses produksi tradisional biasanya membutuhkan waktu hingga 6 jam.

Proses tersebut meliputi beberapa tahap, seperti kominusi, konsentrasi, ekstraksi, dan pemurnian.

Namun, teknologi reaktor plasma hidrogen ini hanya memerlukan satu alat dan mengeliminasi beberapa tahapan yang kompleks, sehingga waktu produksi jauh lebih cepat.

“Kami menghilangkan kebutuhan tiga alat, hanya dengan satu alat ini kami bisa menghasilkan logam,” jelas Prof. Zulfiadi.

Ini membuktikan bahwa reaktor plasma hidrogen memiliki potensi besar untuk menggantikan proses produksi logam konvensional yang tidak efisien.

Salah satu keunggulan utama dari teknologi ini adalah prosesnya yang tidak menghasilkan jejak karbon.

Reaktor plasma hidrogen yang digunakan dalam pengolahan ini tidak mengeluarkan karbon ataupun sulfur, yang umumnya dihasilkan dalam proses menggunakan batu bara sebagai reduktor.

Menurut Prof. Zulfiadi, “Kalau kita menggunakan hidrogen untuk reduktornya, tidak ada karbon dalam produk, tidak ada sulfur yang biasanya dari batu bara. Tahapan ini sangat simpel, tidak perlu lagi 3 alat, kita hanya butuh 1 alat, direct langsung jadi metal.”

Inovasi yang dikembangkan oleh Prof. Zulfiadi tidak berhenti pada pengolahan bijih besi limonit saja.

Percobaan juga dilakukan dengan bijih nikel saprolit untuk memproduksi feronikel.

Dalam waktu singkat, yakni 1,5 menit, feronikel dengan kandungan lebih dari 20% berhasil diproduksi dengan tingkat pemulihan mendekati 100%.

Tidak hanya itu, teknologi ini juga diuji pada bijih kromit dan nikel untuk memproduksi baja tahan karat atau stainless steel.

Percampuran bijih nikel dan 30%-35% bijih kromit menggunakan satu alat berhasil menghasilkan baja tahan karat yang memenuhi standar kualitas.

Proses ini jauh lebih sederhana dibandingkan produksi baja tahan karat konvensional yang membutuhkan waktu lebih lama dan melibatkan berbagai alat.

Meski hasil percobaan di laboratorium menunjukkan hasil yang sangat menjanjikan, Prof. Zulfiadi menyatakan bahwa teknologi ini masih perlu diuji lebih lanjut dalam skala pilot dan pabrik sebelum bisa diterapkan secara massal.

Jika pengembangan ini berhasil, teknologi reaktor plasma hidrogen berpotensi mengubah industri pengolahan logam, baik dari segi efisiensi waktu maupun dampak lingkungan.

“Tapi sekali lagi ini baru skala laboratorium, hari ini belum ada akan dikembangkan dalam skala pilot dan skala pabrik,” tutur Prof. Zulfiadi.

Berkat eksperimen yang dilakukan oleh Prof. Zulfiadi, gutit kini bisa diubah menjadi logam dalam waktu yang sangat singkat. (Foto: Tangkapan layar)

Yusril: RUU Perampasan Aset Sudah Disampaikan Sejak Era Jokowi!

Berkat eksperimen yang dilakukan oleh Prof. Zulfiadi, gutit kini bisa diubah menjadi logam dalam waktu yang sangat singkat. (Foto: Tangkapan layar)

Jelang ke Luar Negeri, Prabowo Titip 4 Permasalahan Hukum: dari Judol hingga Korupsi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *