(Foto: Biro Pers Setwapres)

Kurikulum Olahraga Direvisi, Fokus Cegah Obesitas dan Cari Talenta Baru

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyoroti perlunya perbaikan kurikulum pendidikan olahraga di sekolah. Perubahan ini bertujuan membentuk pola hidup sehat, mencegah obesitas, dan meningkatkan kualitas pendidikan generasi muda.

Fokus Kurikulum Pendidikan Olahraga

Gibran mengungkapkan, gaya hidup modern yang serba instan telah berdampak pada kesehatan generasi muda. Banyak anak usia sekolah menderita diabetes, obesitas, hingga gagal ginjal akibat pola makan buruk dan kurang olahraga.

“Perlu perbaikan kurikulum pendidikan olahraga sehingga bisa membentuk pola hidup sehat. Misalnya, untuk mencegah obesitas pada anak usia sekolah,” ujar Gibran.

Gibran juga menekankan pentingnya fasilitas olahraga di sekolah sebagai bagian dari Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Selain itu, inklusivitas untuk penyandang disabilitas juga menjadi sorotan utama dengan penyediaan sarana khusus.

Perbaikan kurikulum ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kesehatan, tetapi juga menemukan dan membina talenta olahraga sejak dini.

Beasiswa untuk Atlet dan Dukungan Lintas Instansi

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo menambahkan, pemerintah akan memberikan dukungan penuh bagi para atlet melalui beasiswa. Semua sekolah negeri dan perguruan tinggi diwajibkan menyediakan minimal 5% dari total daya tampung mereka untuk atlet.

“Ini terkait dengan Kemenpora, Kementerian PU, Kementerian Pendidikan Dasar, dan Kementerian Dikti Saintek,” jelas Dito.

Hasil kebijakan terkait DBON akan dilaporkan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto.

Mata Pelajaran Baru: Artificial Intelligence dan Coding

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengusulkan penambahan mata pelajaran Artificial Intelligence (AI) dan coding dalam kurikulum baru.

“Kenapa pilihan? Karena memang itu membutuhkan alat-alat yang canggih, sarana internet yang juga harus bagus, dan belum seluruh sekolah kita ini memiliki sarana itu,” jelas Abdul Mu’ti.

Pelajaran ini akan disesuaikan dengan kemampuan sekolah masing-masing dalam menyediakan fasilitas teknologi, bertujuan untuk mempersiapkan generasi muda bersaing di dunia global.

Sekolah Khusus bagi Korban Kekerasan Seksual

Gibran juga mendukung usulan Abdul Mu’ti untuk membangun sekolah khusus bagi korban kekerasan seksual. Hal ini bertujuan memberikan perhatian khusus kepada korban agar tidak putus sekolah.

“Jangan sampai mereka malah dikeluarkan dari sekolah. Kalau bisa kita beri atensi khusus, kalau bisa dibangunkan sekolah khusus untuk mereka,” tegas Gibran.

Selain itu, Gibran meminta Kepala Dinas Pendidikan memastikan lingkungan sekolah bebas dari kekerasan, bullying, dan kriminalisasi guru.

Penutup

Perubahan kurikulum ini diharapkan membawa dampak positif bagi pendidikan dan kesehatan anak-anak Indonesia. Pemerintah pun menargetkan peningkatan kualitas generasi muda melalui kolaborasi berbagai instansi. Dengan fokus baru ini, Indonesia diharapkan siap menghadapi tantangan global.

More From Author

(Foto: Biro Pers Setwapres)

Kapolri Ungkap Strategi Perangi Narkoba di 290 Kampung Bermasalah

(Foto: Biro Pers Setwapres)

Sistem Kolektif Kolegial KPK Kembali Diterapkan di Era Setyo Budiyanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *