Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono. Foto: Hafidz Mubarak A/ ANTARA FOTO/KumparanNEWS

Pompanisasi: Kunci Indonesia Raih Surplus Beras dan Swasembada Pangan?

Apa yang membuat program Pompanisasi dan optimalisasi lahan rawa menjadi sorotan utama saat ini? Surplus beras yang mencapai 1,5 juta ton dari Januari hingga Agustus 2024 menjadi jawaban kuat untuk pertanyaan ini. Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, mengungkapkan hasil yang menggembirakan ini, menegaskan bahwa langkah-langkah ini bukan hanya meningkatkan produksi beras, tetapi juga mengarah pada kemandirian pangan yang lebih besar di masa depan.

Dalam pernyataannya, Sudaryono menyatakan, “Kami akan mencetak sawah untuk kita bisa swasembada, dan juga surplus ke depannya,” seperti dikutip dari TV Tani, Jumat (13/9). Dengan target ambisius ini, program Pompanisasi diharapkan tidak hanya menciptakan surplus beras tetapi juga mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor pangan.

Bagaimana pemerintah mempersiapkan diri untuk mencapai target ini? Sudaryono memiliki rencana besar untuk 2025, di mana Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto ditargetkan mencapai swasembada pangan. Ia mengungkapkan harapannya bahwa “Paling tidak jumlah impor tahun depan sangat berkurang jauh,” dan menambahkan, “Setelah bisa surplus, baru tambahan berikutnya adalah cetak sawah baru.”

Pemerintah telah menerapkan intensifikasi dan pompanisasi untuk meningkatkan produksi pertanian. Dengan memaksimalkan konstruksi di lahan rawa, pompanisasi memungkinkan panen lebih dari sekali setahun, yang tentunya berpotensi meningkatkan produktivitas tahunan secara signifikan. Sudaryono menjelaskan, “Pompanisasi jadi penting karena bisa dilakukan di banyak titik dan dampaknya bagus bagi masyarakat, dan yang jadi tanggung jawab kami adalah memastikan apakah program ini bisa termanfaatkan dengan baik.”

Apa fokus pemerintah dalam mewujudkan kemandirian pangan? Salah satu upaya yang terlihat adalah kegiatan penanaman tebu di Merauke. Selain potensi produksi padi dan jagung, tebu diharapkan bisa memenuhi kebutuhan gula pasir dan bioetanol. Sudaryono optimistis, “Pemerintah sangat optimistis menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dan energi di kawasan Merauke dan sekitarnya,” seperti dikutip dari laman resmi Kementan.

Apa langkah selanjutnya untuk program ini? Sudaryono memastikan bahwa inisiatif yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo akan dilanjutkan oleh Prabowo Subianto, “untuk mewujudkan ketahanan pangan dan energi demi kemakmuran rakyat Indonesia.” Ini adalah langkah penting untuk memastikan keberlanjutan program dan pencapaian target-target yang telah ditetapkan.

Komentar Pribadi:

Program Pompanisasi dan optimalisasi lahan rawa menunjukkan langkah besar menuju kemandirian pangan. Surplus beras yang dicapai adalah bukti nyata dari efektivitas program ini, namun perjalanan masih panjang. Dengan rencana ambisius untuk 2025 dan fokus pada kemandirian pangan di Merauke, Indonesia berada di jalur yang tepat. Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam memastikan bahwa semua program dapat termanfaatkan dengan baik dan terus beradaptasi dengan perubahan iklim serta kebutuhan masyarakat. Ini adalah waktu yang penuh harapan, dan dengan dukungan serta perencanaan yang matang, masa depan pangan Indonesia bisa menjadi lebih cerah.

More From Author

Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono. Foto: Hafidz Mubarak A/ ANTARA FOTO/KumparanNEWS

Bagaimana Jakarta Memastikan Kesiapsiagaan Bencana Bumi Megathrust?

Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono. Foto: Hafidz Mubarak A/ ANTARA FOTO/KumparanNEWS

Jerman Terapkan Kontrol Perbatasan Ketat: Krisis Migrasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *