Densus 88 Anti Teror Mabes Polri kembali menunjukkan langkah tegasnya dalam memberantas terorisme di Indonesia dengan menangkap tiga orang terduga teroris di Jawa Tengah.
Penangkapan tersebut dilakukan di tiga lokasi terpisah, yakni Kudus, Demak, dan Solo.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Artanto, mengonfirmasi penangkapan tersebut kepada media pada Senin (4/11/2024). “Betul telah ditangkap tiga orang terduga teroris oleh Densus 88 Mabes Polri, lokasi penangkapan di Kudus, Demak, dan Solo,” ujar Artanto.
Artanto menjelaskan bahwa rincian mengenai jaringan dan inisial ketiga terduga teroris akan disampaikan lebih lanjut oleh pihak Mabes Polri.
“Kronologi penangkapan saya tidak dapatkan, namun hanya bisa membenarkan terduga teroris tersebut sampai dengan hari ini, Senin sejumlah tiga orang yang ditangkap oleh densus 88 Mabes Polri,” tambahnya.
Penangkapan ini mengikuti operasi sebelumnya yang dilakukan oleh tim Densus 88 Anti Teror Polri di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Rabu (4/9/2024).
Pada saat itu, dua anggota kelompok Jamaah Anshurah Daulah (JAD) berinisial LHM dan DW berhasil diamankan.
Kabag Banops Densus 88, Kombes Aswin Siregar, mengungkapkan peran penting LHM dalam kelompok JAD. “Keterlibatan LHM, dia anggota Tauhid Wal Jihad di Kota Bima. LHM juga mengikuti deklarasi ISIS atau baiat massal mendukung dan bergabung menjadi anggota JAD Bima,” kata Aswin.
Lebih lanjut, LHM diketahui sebagai penggerak utama dalam berbagai kegiatan yang berbau radikal, termasuk pengajaran dan penyampaian khutbah dengan tema ekstremis.
Ia juga mendirikan dan memimpin kegiatan halaqoh dan pelatihan fisik untuk anggota kelompok di Bima, Sumbawa Barat, dan Lombok.
LHM tak hanya aktif dalam menyebarkan ideologi ekstrem, tetapi juga berperan sebagai penasihat dan pendiri program kaderisasi ikhwan JAD di Bima.
Sebagai amir, LHM memimpin halaqoh, melatih ketangkasan fisik, serta menggerakkan khutbah Jumat bertema radikal yang disampaikan kepada anggota JAD maupun masyarakat umum, jelas Aswin.