Rusia telah menyaksikan sekitar 610.000 tentara tewas dan terluka di Ukraina sejak dimulainya perang, ungkap Kementerian Pertahanan Inggris dalam laporan intelijen hari Kamis.
Jumlah korban yang sangat besar ini menggarisbawahi kemampuan Rusia dalam menanggung kerugian besar ketika konflik yang berkepanjangan tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.
Bulan lalu saja, Rusia menderita rata-rata per hari 1.187 orang tewas dan terluka, kata Kementerian Pertahanan Inggris dalam laporan terbarunya, mengutip laporan militer Ukraina. Angka ini sedikit lebih tinggi dari rata-rata kerugian harian Moskow sebesar 1.140 tentara pada bulan Juli.
Inggris mengungkapkan bahwa peningkatan jumlah korban di Rusia “hampir pasti” disebabkan oleh invasi Ukraina yang tengah berlangsung ke Rusia, yang kini sudah berlangsung sekitar satu bulan, dan kemajuan Rusia yang terus berlanjut menuju kota Pokrovsk di Ukraina timur.
Ukraina menyatakan bahwa salah satu tujuan invasi mereka ke wilayah Kursk Rusia adalah untuk mengalihkan pasukan Moskow menjauh dari arah Pokrovsk. Namun, Kyiv mengakui bahwa upaya mengurangi tekanan pada sektor penting di garis depan ini belum terjadi.
“Rusia terus mengandalkan kekuatan militernya untuk mengurangi kekurangan personel dan kemampuan peralatannya,” tutur Kementerian Pertahanan Inggris dalam laporan terbarunya. “Meskipun tekanan Rusia terhadap seluruh lini depan akan terus berlanjut selama bulan depan, kendala kapabilitas mereka kemungkinan akan terus mengurangi kemampuan mereka untuk mengeksploitasi keberhasilan taktis menjadi keuntungan operasional yang lebih luas.”
Kementerian pertahanan menambahkan bahwa Rusia kemungkinan akan terus mencatat rata-rata lebih dari 1.000 korban setiap hari sepanjang sisa bulan September ketika pasukannya bertempur di garis depan yang luas. Moskow secara konsisten mengalami kerugian besar sejak awal musim panas.
Selain personel, Rusia telah kehilangan sejumlah besar peralatan militer sejak perang dimulai. Jumlah ini mencakup hampir 10.000 kendaraan lapis baja, ratusan pesawat dan helikopter, serta puluhan kapal angkatan laut, menurut situs intelijen sumber terbuka Oryx, yang melacak kerugian perang di kedua belah pihak.
Para analis perang mengatakan bahwa meskipun mengalami kerugian dan tingkat kerusakan peralatan yang tinggi, Rusia masih mampu mempertahankan perangnya di Ukraina selama bertahun-tahun yang akan datang.
Sumber: Business Insider