Seorang pengunjuk rasa mengibarkan bendera Israel dan AS saat melakukan protes terhadap pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan menyerukan pembebasan sandera yang ditahan di Jalur Gaza oleh kelompok militan Hamas, di Tel Aviv, Israel, Sabtu, 7 September 2024. (Foto: Ariel Schalit/AP)

Warga Israel Kembali Turun ke Jalan sebagai Protes Bertambahnya Korban Jiwa di Gaza

DEIR AL-BALAH, Jalur Gaza (AP) — Sejumlah besar warga Israel kembali turun ke jalan untuk memprotes kegagalan pemerintah mengamankan kembalinya sandera yang tersisa di Gaza, sementara rumah sakit dan pemerintah setempat menyatakan serangan udara Israel di wilayah tersebut menewaskan lebih dari selusin orang dalam semalam hingga hari Sabtu.

Protes baru ini terjadi seminggu setelah pecahnya salah satu demonstrasi perang terbesar imbas dari ditemukannya enam sandera yang tewas di Gaza, dan setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menolak tekanan untuk perjanjian gencatan senjata serta menyatakan bahwa “tidak ada yang akan berkhotbah padaku.”

“Saya rasa bahkan mereka yang mungkin enggan untuk keluar, yang tak terbiasa melakukan protes, yang sedih tetapi lebih memilih berada di ruang pribadi dalam kesedihan, memahami bahwa suara kita harus bersatu dalam satu teriakan keras: Bawa sandera dengan sebuah kesepakatan. Jangan pertaruhkan nyawa mereka,” seru salah satu pengunjuk rasa di Tel Aviv, Efrat Machikawa, keponakan sandera Gadi Moses.

Israel mendapat tekanan yang kian besar dari Amerika Serikat dan sekutu lainnya untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata, namun Netanyahu bersikeras untuk terus mengontrol Israel atas koridor Philadelphi, jalur sempit di sepanjang perbatasan Gaza dengan Mesir, tempat yang diduga Israel menjadi lokasi bagi Hamas menyelundupkan senjata. Mesir dan Hamas membantahnya.

Di Gaza, petugas kesehatan menyelesaikan tahap kedua kampanye vaksinasi polio yang dirancang untuk mencegah wabah skala besar. Upaya tersebut, yang diluncurkan setelah kasus polio pertama di wilayah kantong Palestina terjadi dalam 25 tahun terakhir, bertujuan memvaksinasi 640.000 anak selama perang yang telah menghancurkan sistem layanan kesehatan. Tahap ketiga vaksinasi akan dilakukan di wilayah utara.

Israel terus melancarkan serangan militernya. Di kamp pengungsi perkotaan Nuseirat di Gaza tengah, Rumah Sakit Al-Awda melaporkan bahwa mereka menerima jenazah sembilan orang yang tewas dalam dua serangan udara. Satu serangan menghantam sebuah bangunan pemukiman penduduk, menewaskan empat orang dan melukai sedikitnya 10 orang, sementara lima orang lainnya tewas dalam serangan terhadap sebuah rumah di Nuseirat barat.

Secara terpisah, Rumah Sakit Martir Al-Aqsa, rumah sakit utama di Gaza tengah, mengatakan seorang wanita dan dua anaknya tewas dalam serangan terhadap sebuah rumah di dekat kamp pengungsi perkotaan Bureij.

Menurut laporan otoritas Pertahanan Sipil Gaza, di Gaza utara, serangan udara terhadap sebuah sekolah yang difungsikan menjadi tempat penampungan bagi para pengungsi di kota Jabaliya, menewaskan sedikitnya empat orang dan melukai sekitar dua lusin lainnya. Tempat itu beroperasi di bawah pemerintahan Hamas di wilayah tersebut. Militer Israel mengaku pihaknya menyerang pos komando Hamas yang terletak di bekas kompleks sekolah.

Serangan balasan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 40.000 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan, yang tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan dalam perhitungannya. Kementerian melaporkan lebih dari 94.000 orang terluka.

Kekerasan juga meningkat di Tepi Barat yang diduduki Israel. Operasi militer selama berhari-hari di Jenin menyebabkan puluhan orang tewas.

Sehari setelah seorang pengunjuk rasa Amerika ditembak dan dibunuh di Tepi Barat, keluarganya mendesak Presiden Joe Biden untuk memerintahkan penyelidikan independen, dengan mengatakan bahwa “mengingat keadaan dari pembunuhannya, penyelidikan Israel tidaklah memadai.” Pernyataan mereka menyebut wanita lulusan universitas yang berusia 26 tahun itu sebagai “sinar mentari” dan seorang pembela martabat manusia.

Aysenur Ezgi Eygi, yang juga berkewarganegaraan Turki, ditembak di kepala, tutur dua dokter Palestina. Dia berdemonstrasi menentang pemukiman Israel di Tepi Barat. Saksi mata mengatakan dia ditembak pada saat keadaan tenang setelah terlibat bentrokan sebelumnya.

Gedung Putih mengaku pihaknya “sangat terganggu” dan meminta Israel untuk menyelidikinya. Militer Israel mengatakan pihaknya tengah menyelidiki laporan bahwa tentara telah membunuh warga negara asing selagi menembaki “pemicu aktivitas kekerasan.”

Perang dimulai ketika Hamas dan militan lainnya menyerang Israel pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil. Hamas diyakini masih menyandera lebih dari 100 orang. Pihak berwenang Israel memperkirakan sekitar sepertiganya tewas.

Lebih dari 500.000 penduduk Israel bermukim di Tepi Barat, wilayah yang direbut Israel pada tahun 1967. Serangan Israel, serangan militan Palestina terhadap warga Israel, dan serangan pemukim Israel terhadap warga Palestina telah menyebabkan lebih dari 690 warga Palestina tewas sejak perang Israel-Hamas dimulai pada Oktober, menurut pejabat kesehatan Palestina.

Di Gaza, Hamas menuduh Israel menunda perundingan gencatan senjata dengan mengeluarkan tuntutan baru. Hamas telah menawarkan untuk membebaskan semua sandera sebagai imbalan atas berakhirnya perang, penarikan penuh pasukan Israel dan pembebasan sejumlah besar tahanan Palestina, termasuk para militan terkemuka – secara luas merupakan syarat yang diajukan dalam kerangka kesepakatan yang diusulkan Biden pada bulan Juli.

Di sepanjang perbatasan dengan Lebanon, bentrokan hampir setiap hari berlanjut antara pasukan Israel dan kelompok militan Lebanon Hizbullah.

Serangan pesawat tak berawak Israel menghantam tim Pertahanan Sipil Lebanon yang sedang memadamkan api di kota Froun, menewaskan tiga sukarelawan dan melukai dua lainnya, lapor Kementerian Kesehatan Lebanon. Kobaran api dipicu oleh serangan Israel sebelumnya, ungkap pernyataan tersebut. Belum ada komentar langsung dari militer Israel. Militer Israel mengatakan sekitar 45 roket ditembakkan ke Israel utara dalam beberapa serangan, banyak yang menargetkan kawasan Gunung Meron namun jatuh di kawasan terbuka. Beberapa roket jatuh di Shlomi dan sekitar kota Safed. Tidak ada yang cedera. Pihak militer kemudian membalas dengan jet-jetnya menyerang infrastruktur militer Hizbullah dan sebuah peluncur roket di daerah Qabrikha di Lebanon selatan.

More From Author

Seorang pengunjuk rasa mengibarkan bendera Israel dan AS saat melakukan protes terhadap pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan menyerukan pembebasan sandera yang ditahan di Jalur Gaza oleh kelompok militan Hamas, di Tel Aviv, Israel, Sabtu, 7 September 2024. (Foto: Ariel Schalit/AP)

Erdogan Serukan Aliansi Islam Melawan Israel

Seorang pengunjuk rasa mengibarkan bendera Israel dan AS saat melakukan protes terhadap pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan menyerukan pembebasan sandera yang ditahan di Jalur Gaza oleh kelompok militan Hamas, di Tel Aviv, Israel, Sabtu, 7 September 2024. (Foto: Ariel Schalit/AP)

Pemblokiran X di Brasil Picu Aksi Unjuk Rasa Menuntut Kebebasan Berbicara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *