Ledakan maut dilaporkan kembali terjadi di Lebanon pada hari Rabu, sehari setelah ribuan pager meledak hampir bersamaan di seluruh Lebanon dan Suriah, menewaskan sedikitnya selusin orang, termasuk seorang gadis berusia 8 tahun, dan melukai ribuan orang lainnya dalam apa yang tampaknya merupakan serangan terkoordinasi terhadap kelompok militan yang didukung Iran, Hezbollah.
Hezbollah bersumpah akan membalas Israel atas serangan tersebut. Militer Israel belum berkomentar mengenai ledakan ini.
Beberapa kantor berita melaporkan bahwa ledakan pada Rabu tampaknya menargetkan walkie-talkie dan radio genggam yang digunakan Hezbollah. Associated Press mencatat, setidaknya 14 orang tewas dan lebih dari 450 terluka dalam gelombang serangan terbaru ini.
AP juga melaporkan bahwa ledakan terdengar saat pemakaman tiga anggota Hezbollah dan seorang anak yang tewas akibat ledakan pager sehari sebelumnya.
Apa yang terjadi pada hari Selasa?
Sekitar pukul 15.30, pager mulai berbunyi di jalanan, trotoar, kafe, dan toko kelontong di seluruh Lebanon dan Suriah sebelum memanas dan meledak. Video dari CCTV yang dibagikan di media sosial menunjukkan beberapa ledakan tersebut.
Saksi mata melaporkan melihat asap keluar dari kantong-kantong orang. Rumah sakit melaporkan menerima pasien dengan cedera di mata, tangan, dan pinggang.
Siapa korbannya?
Menurut pejabat Lebanon, serangan hari Selasa menewaskan setidaknya 12 orang dan melukai sekitar 2.800 lainnya. Di Suriah, setidaknya 14 orang terluka.
Berdasarkan laporan AP, sebagian besar korban adalah anggota atau yang terkait dengan anggota Hezbollah. Namun belum jelas apakah warga sipil lainnya juga termasuk di antara para korban.
Menteri Kesehatan Lebanon Firass Abiad melaporkan dua anak, termasuk seorang gadis berusia 8 tahun, tewas dalam serangan tersebut. New York Times melaporkan pada hari Rabu bahwa duta besar Iran untuk Lebanon, Mojtaba Amini, kehilangan satu matanya dalam serangan tersebut.
Siapa berada di balik ledakan ini?
Reuters melaporkan bahwa badan intelijen Israel, Mossad, menanam bahan peledak di dalam 5.000 pager yang diimpor Hezbollah beberapa bulan lalu. Israel belum secara resmi mengomentari serangan tersebut.
Menurut New York Times, “bahan peledak, sebanyak satu atau dua ons, dimasukkan di samping baterai setiap pager.”
Siapa yang memproduksi pager tersebut?
Beberapa laporan menunjukkan bahwa Hezbollah memesan pager tersebut dari sebuah perusahaan di Taiwan bernama Gold Apollo. Namun Gold Apollo mengklaim dalam sebuah pernyataan bahwa pager yang digunakan dalam serangan hari Selasa diproduksi oleh BAC Consulting KFT, yang berbasis di Budapest, Hungaria.
Mengapa Hezbollah menggunakan pager dan walkie-talkie?
Pejuang Hezbollah menggunakan perangkat berteknologi rendah ini sebagai pengganti ponsel untuk menghindari pengawasan Israel. Dalam sebuah pidato awal tahun ini, pemimpin kelompok militan tersebut, Hassan Nasrallah, mendesak para anggota untuk memecahkan ponsel mereka atau “menguncinya dalam kotak besi.”
Menurut Reuters, radio genggam tersebut “dibeli Hezbollah lima bulan lalu, sekitar waktu yang sama saat pager tersebut dibeli.”
Gambaran Besar
Serangan ini menimbulkan kekhawatiran baru bahwa meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hezbollah di tengah perang Israel-Hamas di Gaza bisa pecah menjadi perang skala penuh.
Pemerintah Lebanon mengecam serangan pager tersebut sebagai “agresi kriminal Israel,” dan Hezbollah berjanji akan membalas.
Serangan hari Selasa terjadi sehari setelah para pemimpin Israel memperingatkan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan kampanye militer melawan Hezbollah, yang mendukung Hamas. Israel dan Hezbollah telah terlibat dalam bentrokan lintas perbatasan sejak perang Gaza dimulai.
Beberapa jam sebelum ledakan pager, Times melaporkan militer Israel menuduh Hezbollah berusaha membunuh seorang pensiunan anggota senior dinas keamanan Israel dengan perangkat peledak yang bisa diledakkan dari jarak jauh.
Penasihat Komunikasi Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, mengatakan pada hari Rabu bahwa Amerika Serikat tidak terlibat dalam serangan tersebut “dalam cara apa pun,” dan bahwa “terlalu dini untuk mengetahui” apa dampaknya terhadap negosiasi gencatan senjata yang sedang berlangsung antara Hamas dan Israel.