Rusia menggunakan mesin buatan Cina untuk memproduksi ribuan drone tempur jarak jauh guna menggempur Ukraina sejak setidaknya pertengahan 2023, demikian laporan Reuters pada hari Jumat mengutip sumber intelijen Eropa.
Perusahaan Rusia, IEMZ Kupol, dikabarkan memproduksi lebih dari 2.500 drone Garpiya-A1 antara Juli 2023 dan Juli 2024. Drone Garpiya memiliki bobot lepas landas maksimum di bawah 300 kilogram dan jangkauan 1.500 kilometer.
Menurut badan intelijen Eropa yang dikutip Reuters, Garpiya “sangat mirip” dengan drone Shahed yang dirancang Iran, namun menggunakan mesin Limbach L-550 E. Awalnya dirancang oleh perusahaan Jerman yang tidak disebutkan namanya, mesin tersebut kini diproduksi perusahaan Cina, Xiamen Limbach.
Pada bulan Desember, AS memberlakukan sanksi terhadap IEMZ Kupol atas produksi peralatan pertahanan anti-pesawat dan drone tempur kamikaze. IEMZ Kupol adalah anak perusahaan dari Almaz-Antey, kontraktor pertahanan terbesar di Rusia, yang juga sudah dikenai sanksi.
Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya “mengendalikan secara ketat” ekspor produk dengan potensi aplikasi militer, tetapi mencatat bahwa tidak ada larangan untuk berdagang dengan Rusia. Baik perusahaan Rusia maupun Cina yang disebutkan dalam laporan tersebut tidak menanggapi permintaan komentar.
Reuters juga melaporkan bahwa Kementerian Pertahanan Rusia menandatangani kontrak senilai 1 miliar rubel (sekitar 293 miliar Rupiah) dengan IEMZ Kupol pada awal 2023 untuk mengembangkan pabrik guna memproduksi drone tersebut.
Dilaporkan bahwa drone Garpiya diproduksi di bekas pabrik semen di kota Izhevsk, ibu kota Republik Udmurtia, di mana laporan investigasi sebelumnya menunjukkan bahwa situs tersebut telah diubah menjadi pabrik produksi drone sejak dimulainya perang. IEMZ Kupol diduga membeli pabrik semen tersebut pada 2020.
Ukraina memperkirakan Rusia telah meluncurkan hampir 14.000 drone terhadap target sipil dan militer sejak invasi skala penuh pada Februari 2022, dengan sebagian besar berupa drone Shahed yang dirancang oleh Iran.
Sumber: Reuters