Presiden Prabowo Subianto berencana melakukan perbaikan metode pembelajaran matematika di tingkat sekolah dasar (SD). Langkah ini diambil demi meningkatkan kualitas ilmu sains dan teknologi yang diperoleh siswa sejak dini.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyebutkan bahwa Presiden Prabowo sangat menekankan pentingnya pelatihan guru matematika sebagai upaya untuk mendukung pembenahan metode pembelajaran tersebut. Menurutnya, “Presiden melihat bahwa pelatihan guru matematika adalah kunci utama untuk menghasilkan generasi yang siap menghadapi perkembangan sains dan teknologi.”
Pentingnya Peran Guru dalam Pembelajaran Matematika
Mu’ti juga menambahkan bahwa fokus utama Presiden Prabowo adalah meningkatkan kualitas sains dan teknologi di Indonesia. Hal ini diharapkan bisa dicapai melalui pengembangan pembelajaran matematika di kelas 1-4 SD. Bahkan, Presiden mengusulkan agar pembelajaran matematika dikenalkan sejak usia TK.
Namun, saat ini belum ada pembahasan lebih lanjut terkait Kurikulum Merdeka Belajar yang sempat diperkenalkan sebelumnya. Abdul Mu’ti mengklarifikasi bahwa, “Belum ada diskusi mengenai kelanjutan Kurikulum Merdeka dengan Presiden Prabowo.”
Masalah Skor PISA dan Kondisi Guru Honorer
Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) menyoroti penurunan skor PISA Indonesia yang terus terjadi. Berdasarkan data, kemampuan membaca turun dari 371 pada 2018 menjadi 359 pada 2022, kemampuan matematika turun dari 379 menjadi 366, dan kemampuan sains turun dari 379 menjadi 366.
Menurunnya skor PISA dianggap sebagai alarm bagi kondisi pendidikan Indonesia yang semakin memburuk. P2G mendesak agar pemerintah di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran menuntaskan rekrutmen satu juta guru PPPK dan memprioritaskan pengangkatan guru honorer menjadi ASN.
Beberapa hal yang ditekankan oleh P2G meliputi:
- Pengangkatan guru honorer senior di atas 35 tahun menjadi PPPK.
- Tambahan penghasilan Rp2 juta per bulan bagi seluruh guru negeri dan swasta.
- Pembuatan kurikulum yang tidak komersial.
- Peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan yang adil dan berkualitas.
- Distribusi guru yang merata di seluruh wilayah, termasuk pelosok.
Akademisi: Pentingnya Literasi Sains di Pendidikan Dasar
Sawedi Muhammad, akademisi dari Universitas Hasanuddin, menyoroti urgensi peningkatan literasi sains di jenjang pendidikan dasar dan menengah. Literasi sains, menurutnya, sangat fundamental untuk menghadapi tantangan abad ke-21. “Kemampuan literasi sains yang baik sangat penting untuk memastikan generasi mendatang bisa bersaing secara global,” tegasnya.
Komponen literasi sains mencakup pengetahuan, konteks, kompetensi, dan sikap. Penurunan skor PISA mencerminkan lemahnya komponen ini di Indonesia. Sawedi juga menekankan bahwa lemahnya kualitas sumber daya manusia (SDM), pendidik, serta minimnya kontribusi orang tua menjadi tantangan besar bagi pemerintah.
Sawedi Muhammad juga menegaskan bahwa intervensi pemerintah yang cepat dan tepat diperlukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Pemerintah harus memperhatikan kualitas tenaga pendidik, menyediakan infrastruktur pendidikan yang memadai, serta mengelola sistem pendidikan secara transparan.
Karakter Bangsa dan Teladan Pemimpin
Tidak hanya fokus pada pendidikan sains, Sawedi Muhammad menekankan pentingnya membangun karakter bangsa yang mencerminkan kearifan budaya Indonesia. Karakter seperti gotong royong, toleransi, dan solidaritas sosial tinggi perlu ditanamkan sejak dini agar anak-anak bangsa siap menghadapi pengaruh budaya asing. Selain itu, keteladanan dari para pemimpin juga sangat penting. Pemimpin Indonesia harus hidup sederhana dan menghindari korupsi untuk menjaga keluhuran karakter bangsa.