Presiden Prabowo Subianto memberikan pesan tegas kepada para menteri di Kabinet Merah Putih. Ia mengingatkan para menteri untuk berhati-hati dalam penggunaan kop surat atau stempel kementerian, terutama jika digunakan untuk kepentingan pribadi. Selain itu, Presiden juga meminta agar bagian Humas atau Media di setiap kementerian lebih waspada dalam menjaga keamanan website dan media sosial resmi agar terhindar dari peretasan atau penyalahgunaan.
Pesan ini disampaikan dalam grup WhatsApp khusus menteri dan menjadi respons atas kejadian yang tengah viral, yaitu penggunaan kop surat resmi kementerian untuk acara pribadi oleh Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT), Yandri Susanto. Kejadian ini memicu berbagai reaksi, termasuk dari sesama menteri dan masyarakat umum.
Latar Belakang Imbauan dari Presiden
Kejadian yang melibatkan Mendes PDT Yandri Susanto menjadi latar belakang penting dari pesan yang disampaikan oleh Presiden Prabowo. Yandri menggunakan surat resmi kementerian untuk mengundang masyarakat dalam acara pribadi, yakni haul ibundanya, peringatan Hari Santri, serta tasyakuran. Surat tersebut pun ramai dibicarakan, memicu kritik tajam dari berbagai pihak.
Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi, menyambut baik imbauan dari Presiden Prabowo. Ia menjelaskan bahwa imbauan ini bertujuan untuk menjaga kepercayaan publik dan memastikan agar para menteri tidak mencampur adukkan urusan pribadi dengan jabatan publik.
“Ini bukan teguran, melainkan pengingat agar kita semua lebih berhati-hati dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab,” ujar Budi.
Kritik Mahfud Md Terhadap Penggunaan Kop Kementerian
Salah satu suara paling lantang dalam polemik ini datang dari mantan Menko Polhukam, Mahfud Md. Ia mengkritik tindakan Yandri Susanto melalui akun Twitter/X pribadinya. Menurut Mahfud, menggunakan kop surat kementerian untuk acara pribadi adalah tindakan yang keliru.
Mahfud menyebut bahwa pejabat publik harus bisa memisahkan urusan pribadi dan jabatan. Kritik ini pun langsung mendapat perhatian, dan banyak masyarakat ikut mengomentari insiden tersebut.
Yandri Susanto Dituding Ada Motif Politik
Tidak berhenti sampai di situ, tindakan Yandri ini bahkan dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) oleh Tim Advokasi Masyarakat Pendukung Demokrasi (Tampung Demokrasi). Mereka menduga ada unsur politik dalam acara tersebut, mengingat istri Yandri, Ratu Zakiyah, sedang mencalonkan diri sebagai Bupati Serang.
Namun, Yandri membantah tuduhan tersebut. Ia menegaskan bahwa acara haul dan tasyakuran yang digelar sepenuhnya bersifat keluarga dan keagamaan. Yandri mengklarifikasi bahwa acara tersebut tidak ada kaitannya dengan pencalonan istrinya dan bahkan berterima kasih kepada Mahfud Md atas kritik yang diberikan.
“Acaranya murni keluarga dan keagamaan, tidak ada arahan untuk memilih istri saya,” jelas Yandri.
Pesan dari Presiden: Jangan Abaikan Keamanan Humas dan Media Sosial
Selain soal penggunaan kop surat, Presiden Prabowo juga menekankan pentingnya menjaga keamanan di bagian Humas dan Media setiap kementerian. Presiden meminta agar setiap kementerian waspada terhadap potensi peretasan dan penyalahgunaan informasi dari website atau media sosial resmi.
Dalam era digital yang semakin maju, keamanan data menjadi hal krusial, terutama bagi instansi pemerintahan yang menangani banyak informasi penting. Oleh karena itu, pesan dari Presiden ini diharapkan bisa menjadi pengingat untuk seluruh kementerian agar tidak mengabaikan keamanan dunia maya.
Dengan adanya pesan ini, diharapkan para menteri bisa lebih teliti dan hati-hati dalam menjalankan tugas, serta menjaga integritas jabatan dan kepercayaan publik.