Pemerintah Indonesia melalui Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), berencana menambah kuota impor beras sebesar 1 juta ton dari India.
Langkah ini diambil guna memperkuat Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan memastikan ketersediaan pangan nasional tetap terjaga.
Menurut Zulhas, keputusan untuk menambah kuota impor beras ini didasari pada kebutuhan untuk memenuhi target impor yang sebelumnya telah ditetapkan.
“Memang kita terutang harusnya kan kita impor 1 juta ton lagi, tapi karena awalnya India melarang, jadi pakai skema business to business,” jelas Zulhas dalam keterangannya di Jakarta pada Selasa (29/10/2024).
Pemerintah telah menetapkan target impor beras sebanyak 3,6 juta ton untuk tahun 2024.
Hingga periode Januari hingga Agustus, impor beras tercatat sebesar 2.937.772 ton. Sementara itu, untuk periode September hingga Desember, pemerintah berencana mengimpor tambahan 1.552.686 ton guna memenuhi target tahunan yang telah ditetapkan.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo, menyampaikan bahwa rencana penambahan impor beras akan disesuaikan dengan kondisi produksi beras dalam negeri.
Apabila produksi dalam negeri mengalami penurunan, maka pemerintah akan meningkatkan impor guna memastikan stok cadangan pangan tetap terjaga.
Berdasarkan data Kerangka Sampel Area (KSA) dari Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional pada bulan September dan Oktober 2024 diproyeksikan mengalami peningkatan.
Pada bulan September, produksi beras diperkirakan mencapai 2,87 juta ton, sementara pada bulan Oktober sebesar 2,59 juta ton.
Angka ini meningkat dibandingkan dengan produksi pada bulan Juni yang hanya mencapai 2,06 juta ton dan bulan Juli sebesar 2,05 juta ton.