Indonesia mulai serius menjalankan roadmap Ekonomi Biru sebagai strategi transformasi ekonomi untuk jangka panjang. Dalam Rencana Jangka Panjang Nasional (RJPN) 2025-2045, pemerintah menargetkan kontribusi sektor maritim terhadap PDB mencapai 15 persen, meskipun hingga 2024 baru menyentuh angka 7,9 persen.
“Peta Jalan Ekonomi Biru Indonesia bertujuan menciptakan kemakmuran sosial-ekonomi, memastikan lingkungan laut yang sehat, dan memperkuat ketahanan demi kepentingan generasi saat ini dan yang akan datang,” jelas seorang pejabat pemerintah.
Sektor Prioritas Ekonomi Biru
Beberapa sektor menjadi fokus utama dalam pengembangan Ekonomi Biru di Indonesia:
- Perikanan tangkap dan akuakultur.
- Industri manufaktur berbasis kelautan.
- Perdagangan, transportasi, dan logistik maritim.
- Wisata bahari.
Strategi pengembangan mencakup hilirisasi bahan baku lokal seperti rumput laut dan garam untuk meningkatkan nilai tambah dan menekan kemiskinan.
Potensi Rumput Laut Indonesia
Indonesia adalah produsen rumput laut terbesar kedua di dunia setelah China. Dalam periode 2020-2022, produksi mencapai 27,8 juta ton. Pada 2022, nilai ekspor rumput laut mencapai USD 413,25 juta. Pemerintah menargetkan nilai ini melonjak menjadi USD 864,26 juta pada 2029, dengan produksi mencapai 14,01 juta ton.
Namun, daerah sentra budi daya rumput laut masih menghadapi tantangan besar. Tingkat kemiskinan di wilayah tersebut mencapai 12,91 persen, jauh di atas rata-rata nasional sebesar 9,03 persen.
Tantangan dan Peluang Garam Indonesia
Produksi garam di Indonesia masih kalah jauh dibandingkan China yang menghasilkan 50 juta ton pada 2023. Mayoritas produksi masih menggunakan teknologi tradisional, yang membuat produktivitas lahan garam rakyat tertinggal.
Untuk memperbaiki situasi, pemerintah menargetkan:
- Volume produksi meningkat menjadi 3 juta ton pada 2029.
- Peningkatan produktivitas lahan menjadi 93 ton/ha untuk garam rakyat.
- Penyediaan 23.000 tenaga kerja baru.
Rumah Produksi Bersama (RPB) hadir sebagai solusi. Hingga September 2024, RPB di Sulawesi Selatan sudah menghasilkan 2.295 ton garam yang telah mendapatkan sertifikasi CPPOB dan Nomor Izin Edar (NIE).
“Rumah Produksi Bersama mengintervensi alur hulu-hilir suatu komoditas pada pengembangan rantai pasok komoditas Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah (UMKM),” kata seorang pakar ekonomi kelautan.
Langkah Strategis Menuju Indonesia Emas 2045
Untuk mencapai visi PDB maritim sebesar 15 persen dan menciptakan lapangan kerja di sektor maritim sebesar 12 persen, beberapa langkah strategis perlu dilakukan:
- Inovasi teknologi: Pembibitan rumput laut, pemurnian garam, dan teknologi pengelolaan cuaca.
- Diversifikasi produk: Mengembangkan turunan rumput laut seperti biofuel, kosmetik, farmasi, pupuk, dan pakan hewan.
- Penguatan kebijakan dan evaluasi: Sinkronisasi antara program pusat dan daerah serta evaluasi terpadu.
Dengan langkah-langkah ini, Ekonomi Biru diharapkan menjadi motor utama pertumbuhan Indonesia, menciptakan kemakmuran sosial-ekonomi, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.