Para pengunjuk rasa ambil bagian dalam protes yang menyerukan pemakzulan Menteri Mahkamah Agung Alexandre de Moraes, yang baru-baru ini memberlakukan pemblokiran nasional pada platform media sosial X milik Elon Musk, di Sao Paulo, Sabtu, 7 September 2024. (Foto: Ettore Chiereguini/AP)

Pemblokiran X di Brasil Picu Aksi Unjuk Rasa Menuntut Kebebasan Berbicara

SAO PAULO (AP) — Ribuan pendukung mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro memadati jalan utama di Sao Paulo untuk aksi unjuk rasa Hari Kemerdekaan pada Sabtu. Aksi ini merupakan buntut dari pemblokiran platform X milik miliarder teknologi Elon Musk oleh pemerintah, sebuah larangan yang mereka anggap sebagai bukti penganiayaan politik.

Ribuan demonstran, mengenakan warna kuning-hijau bendera Brasil, membanjiri Av. Paulista. Referensi terhadap larangan platform X dan gambar-gambar Musk banyak terlihat.

“Terima kasih telah membela kebebasan kami,” bunyi salah satu spanduk yang memuji pengusaha teknologi tersebut.

Aksi unjuk rasa pada Sabtu itu sekaligus menguji kapasitas Bolsonaro dalam menggerakkan massa menjelang pemilihan umum kota Oktober mendatang, meskipun pengadilan pemilu Brasil sudah melarangnya mencalonkan diri hingga tahun 2030. Ini juga dianggap sebagai semacam referendum terhadap platform X, yang penangguhannya telah menimbulkan kekhawatiran bahkan di kalangan beberapa lawan Bolsonaro, sekaligus memanaskan polarisasi politik yang mendalam di Brasil.

Hakim Mahkamah Agung Alexandre de Moraes memerintahkan larangan nasional terhadap platform X pada 30 Agustus setelah berbulan-bulan berselisih dengan Musk mengenai batasan kebebasan berbicara. Hakim berpengaruh ini memimpin upaya untuk melarang pengguna sayap kanan menyebarkan disinformasi di media sosial, dan dia kian meningkatkan ketegasannya setelah pendukung setia Bolsonaro merusak gedung Kongres dan istana presiden pada 8 Januari 2023, dalam upaya membatalkan kekalahan Bolsonaro dalam pemilihan presiden.

Pada hari Sabtu, Bolsonaro menyebut Moraes sebagai “diktator” dan memohon Senat Brasil untuk memakzulkan hakim tersebut. Dia juga mengulangi klaim palsu bahwa Presiden Luiz Inácio Lula da Silva telah berkolusi dengan peradilan untuk mengakali pemilu 2022.

“Mereka ingin menyensor kebenaran, agar rakyat tidak mengetahui kebenaran,” ujar Bolsonaro, dengan suara serak akibat virus yang membawanya ke rumah sakit sebelumnya pada hari itu, kepada massa.

Komentar semacam itu disambut hangat pendukung Bolsonaro, yang memuji pembangkangan Musk terhadap peradilan Brasil.

“Elon Musk adalah pejuang kebebasan berbicara,” seru sekutu setia Bolsonaro dan anggota parlemen Bia Kicis dalam sebuah wawancara. “Kaum kanan ditekan, dibantai, karena kaum kiri tak menginginkan keberadaan kaum kanan.”

“Kebebasan kita dalam bahaya, kita perlu menyuarakan pendapat kita. De Moraes adalah tiran, dia harus dimakzulkan, dan massa di jalanan adalah satu-satunya yang akan meyakinkan politisi untuk melakukannya,” tambah pensiunan Amaro Santos saat berjalan di jalan raya pada hari Sabtu.

Musk, yang menyebut dirinya sebagai “absolutis kebebasan berbicara,” juga mendesak orang Brasil untuk berbondong-bondong ikut serta dalam aksi unjuk rasa, dengan membagikan ulang unggahan orang lain yang mengklaim bahwa larangan platform X telah membangkitkan kesadaran orang-orang “bahwa kebebasan tidaklah gratis dan harus diperjuangkan.”

Bagaimanapun, keputusan de Moraes untuk melarang platform X jauh dari kesewenang-wenangan, karena telah didukung oleh hakim Mahkamah Agung lainnya. Meskipun ekspresi, baik online maupun di tempat lain, menghadapi lebih banyak larangan di bawah undang-undang Brasil dibandingkan dengan di AS, Musk muncul sebagai figur yang mendukung kebebasan berbicara tanpa batas.

Sejak 2019, platform X telah menutup 226 akun aktivitas sayap kanan yang dituduh merongrong demokrasi Brasil, termasuk akun-akun anggota parlemen yang berafiliasi dengan partai Bolsonaro, menurut catatan pengadilan.

Namun ketika platform tersebut menolak mengambil tindakan terhadap beberapa akun, de Moraes memperingatkan bulan lalu bahwa perwakilan hukumnya bisa ditangkap, mendorong platform X membubarkan kantornya di Brasil. Perusahaan yang berbasis di AS tersebut menolak menunjuk perwakilan baru — seperti yang diwajibkan untuk bisa menerima pemberitahuan pengadilan — dan de Moraes memerintahkan penangguhan nasional sampai perintah tersebut dilaksanakan.

Panel Mahkamah Agung dengan suara bulat mendukung keputusan de Moraes untuk memblokir platform X beberapa hari kemudian, merusak upaya Musk untuk menggambarkannya sebagai otoriter yang ingin menyensor suara bernuansa politik.

Komponen yang lebih kontroversial dari putusannya adalah denda harian sebesar $9.000, atau sekitar 139 juta Rupiah, bagi warga Brasil yang menggunakan jaringan pribadi virtual (VPN) untuk mengakses platform X.

“Beberapa langkah yang diambil Mahkamah Agung tampaknya sangat memberatkan dan kasar,” kata Andrei Roman, CEO lembaga survei yang berbasis di Brasil, Atlas Intel.

Menjelang aksi protes hari Sabtu, beberapa politisi sayap kanan menentang larangan de Moraes dan dengan terang-terangan menggunakan VPN untuk memposting di platform X, menyerukan kepada masyarakat turut serta dalam protes tersebut.

Pawai di Sao Paulo ini diorganisir secara paralel dengan acara resmi untuk merayakan hari kemerdekaan Brasil dari Portugal. Peringatan ini telah dipenuhi ketegangan dalam beberapa tahun terakhir, karena Bolsonaro menggunakannya selama menjabat untuk menggalang dukungan dan menunjukkan kekuatan politik.

Tiga tahun lalu, Bolsonaro mengancam akan menjadikan negara itu dalam krisis konstitusi ketika dia menyatakan tidak akan lagi mematuhi keputusan de Moraes. Sejak saat itu, dia melunakkan serangannya — sebuah refleksi dari situasi hukumnya yang semakin rumit.

Bolsonaro telah didakwa dua kali sejak masa jabatannya berakhir pada 2022, yang terbaru atas dugaan pencucian uang terkait dengan berlian yang tidak diumumkan dari Arab Saudi. Saat ini De Moraes tengah mengawasi penyelidikan atas kerusuhan 8 Januari, termasuk apakah Bolsonaro berperan dalam memprovokasi aksi tersebut.

More From Author

Para pengunjuk rasa ambil bagian dalam protes yang menyerukan pemakzulan Menteri Mahkamah Agung Alexandre de Moraes, yang baru-baru ini memberlakukan pemblokiran nasional pada platform media sosial X milik Elon Musk, di Sao Paulo, Sabtu, 7 September 2024. (Foto: Ettore Chiereguini/AP)

Warga Israel Kembali Turun ke Jalan sebagai Protes Bertambahnya Korban Jiwa di Gaza

Para pengunjuk rasa ambil bagian dalam protes yang menyerukan pemakzulan Menteri Mahkamah Agung Alexandre de Moraes, yang baru-baru ini memberlakukan pemblokiran nasional pada platform media sosial X milik Elon Musk, di Sao Paulo, Sabtu, 7 September 2024. (Foto: Ettore Chiereguini/AP)

Jokowi Berkantor 40 Hari di IKN, Ini Agendanya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *