Khabar – Debat calon presiden Amerika Serikat antara Donald Trump dan Kamala Harris baru saja mencetak rekor penonton yang mengesankan. Berdasarkan data dari Nielsen, lembaga pemeringkat televisi, lebih dari 67 juta orang menyaksikan perdebatan panas tersebut. Jumlah ini tidak main-main, jauh melampaui angka 51,3 juta penonton pada debat sebelumnya antara Donald Trump dan Joe Biden yang diadakan pada 27 Juni 2024. Saat itu, Biden memang belum resmi mengundurkan diri dari pencalonannya.
“Debat calon presiden AS antara Donald Trump dan Kamala Harris ditonton oleh lebih dari 67 juta orang, demikian data lembaga pemeringkat televisi Nielsen,” demikian ungkap laporan resmi tersebut. Angka ini semakin menegaskan betapa panasnya pemilihan presiden AS kali ini.
Stasiun TV Berbondong-Bondong Siarkan Debat
Menariknya, acara yang diselenggarakan oleh ABC News ini tidak hanya ditayangkan di satu stasiun televisi saja. Ada 17 stasiun televisi lainnya yang ikut menyiarkan debat ini, di antaranya CNN, CBS, FOX, NBC, FOX News Channel, FOX Business, MSNBC, hingga Newsmax dan PBS. Bahkan siaran online yang disaksikan di luar rumah ikut berkontribusi dalam hitungan ini. Namun, tidak semua stasiun bisa diakses secara online, seperti Merit Street, NewsNation, PBS, dan Scripps News.
Perbandingan dengan Rekor Debat Sebelumnya
Kalau bicara soal rekor penonton debat capres di AS, sebetulnya angka 67 juta ini belum bisa dikatakan yang tertinggi. Rekor penonton terbesar dalam sejarah debat presiden AS masih dipegang oleh debat Donald Trump melawan Hillary Clinton pada tahun 2016. Saat itu, sebanyak 84 juta orang menonton debat pertama mereka di bulan September. Angka ini bahkan berhasil menyaingi debat klasik pada tahun 1980 antara Jimmy Carter dan Ronald Reagan yang ditonton hampir 81 juta orang.
Perdebatan Carter dan Reagan menjadi momen yang tak terlupakan karena sejak saat itu, jumlah penonton debat presiden di AS kerap berada di bawah angka 70 juta orang. Hal ini terus berlangsung sampai Trump dan Clinton kembali menghidupkan antusiasme publik pada 2016. Apakah tren ini akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang?
Munculnya Kamala Harris sebagai Lawan Trump
Kemunculan Kamala Harris sebagai kandidat presiden dari Partai Demokrat juga tak kalah menarik perhatian. Setelah Biden mengundurkan diri, Harris menjadi sosok utama yang berhadapan langsung dengan Trump. Dalam debat kali ini, Harris menunjukkan dirinya sebagai lawan yang tangguh, dan tidak mudah diintimidasi oleh gaya debat Trump yang sering kali provokatif.
Dengan jumlah penonton yang begitu besar, jelas publik ingin melihat bagaimana dinamika perdebatan ini berlangsung. Apakah Harris bisa menyamai, atau bahkan mengalahkan popularitas Trump di panggung debat? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang menarik perhatian masyarakat AS dan dunia, sehingga angka penonton terus melonjak.
Mengapa Angka Penonton Semakin Besar?
Bertambahnya jumlah penonton ini mencerminkan bahwa masyarakat AS, bahkan dunia, semakin tertarik untuk terlibat dalam pemilihan presiden kali ini. Publik tampaknya makin menyadari pentingnya memilih pemimpin yang tepat di tengah situasi global yang semakin rumit. Di era informasi serba cepat, orang-orang tidak hanya ingin tahu siapa yang menang debat, tapi juga ingin melihat secara langsung bagaimana kandidat presiden berbicara, bertindak, dan menghadapi tekanan di panggung.
Namun, apakah meningkatnya jumlah penonton ini mencerminkan kualitas dari debat itu sendiri? Mungkin, sebagian besar dari kita menonton debat bukan hanya karena ingin memahami visi-misi kandidat, tapi juga karena drama, konflik, dan strategi politik yang diperlihatkan. Jika kita jujur, debat presiden AS telah menjadi semacam tontonan politik yang juga memadukan unsur hiburan.
Sebagai penonton, kita perlu lebih kritis. Apakah debat ini benar-benar mencerminkan kualitas calon pemimpin, atau hanya panggung untuk unjuk gigi dan saling menyerang? Pada akhirnya, kita harus bisa melihat di balik retorika dan janji-janji politik yang ditawarkan.