KHABAR, PANGKALAN BUN – Sekolah Khusus Negeri (SKHN) 1 Pangkalan Bun menunjukkan komitmen kuat dalam meningkatkan kualitas pendidikan inklusi di Kalimantan Tengah. Sekolah ini menjadi tuan rumah pelaksanaan Program Magang Guru SD se-Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) angkatan pertama yang resmi dimulai pada Jumat (17/10/2025).
Program Magang Guru SD se-Kobar Dimulai
Kepala SKHN 1 Pangkalan Bun, Dwi Haryono, menjelaskan bahwa kegiatan magang perdana ini diikuti 10 guru SD dari berbagai sekolah di Kabupaten Kotawaringin Barat.
“Alhamdulillah, 10 peserta angkatan pertama program magang guru SD se-Kobar berjalan lancar dan luar biasa. Para peserta sangat antusias belajar sesuai kelas dan karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang ada di sekolah mereka masing-masing,” ungkap Dwi Haryono.
Program ini menjadi langkah konkret dalam memperkuat kapasitas guru SD agar lebih memahami karakteristik dan kebutuhan pendidikan inklusi bagi ABK di sekolah masing-masing.
Kegiatan Magang Berjalan Intensif dan Terstruktur
Selama magang berlangsung, para guru mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran yang intensif.
Pada tahap awal, peserta melakukan observasi, menerima modul pelatihan, serta mendapatkan jadwal kegiatan dan guru pamong pendamping.
“Setiap peserta mendapat dua kelas berbeda setiap minggunya. Dua hari digunakan untuk observasi, wawancara, dan mendampingi guru kelas, lalu tiga hari berikutnya praktik mengajar. Setelah dua minggu, mereka melakukan presentasi dan evaluasi atas hasil magangnya,” jelas Dwi.
Dorongan untuk Perkuat Sekolah Inklusi di Kalteng
Dwi berharap kegiatan magang ini dapat menjadi langkah awal memperkuat kapasitas sekolah-sekolah inklusi di seluruh wilayah Kalimantan Tengah.
“Kami ingin agar sekolah inklusi benar-benar bisa melayani anak-anak berkebutuhan khusus sesuai kebutuhan mereka. Idealnya, program ini bisa dilaksanakan di setiap kabupaten untuk meringankan beban guru inklusi yang masih banyak belum siap menghadapi keberadaan ABK di sekolahnya,” tuturnya.
Kerja Sama Jangka Panjang dengan Dinas Pendidikan Kobar
SKHN 1 Pangkalan Bun diketahui telah memiliki nota kesepahaman (MoU) selama lima tahun dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Barat.
Kerja sama ini mencakup berbagai kegiatan penting, antara lain:
- Pelatihan guru
- Program magang
- Pendampingan guru di semua jenjang (TK/PAUD, SD, SMP, dan SKB)
“Kami berharap ke depan semua SKH bisa mengikuti langkah yang sama di kabupaten masing-masing,” kata Dwi menegaskan.
SKH Jadi Ujung Tombak Pendidikan Inklusif
Menutup pernyataannya, Dwi Haryono berpesan agar sekolah-sekolah khusus di Kalimantan Tengah berani mengambil peran lebih besar dalam memperjuangkan pendidikan inklusif.
“Kalau bukan kita siapa lagi, kalau tidak sekarang kapan lagi. SKH sudah seharusnya menjadi pusat sumber dan ujung tombak perjuangan pendidikan ABK di Kalteng. Suka tidak suka, kita harus berusaha memenuhi takdir itu,” ujarnya sambil tersenyum.
(Disdik/Rzn – Edt: EK)