Para legislator Rusia mulai mempertimbangkan undang-undang yang akan melarang propaganda "tanpa anak." (Foto ilustrasi)

Rusia Rancang UU Sanksi Denda bagi yang Mempromosikan Gaya Hidup ‘Tanpa Anak’

Parlemen Rusia tengah menggodok undang-undang baru yang akan mendenda orang karena mempromosikan gaya hidup tanpa anak, menurut sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin. Nilai denda yang dikenakan setara dengan puluhan juta hingga miliaran rupiah.

Vyacheslav Volodin, ketua Duma Negara, majelis rendah Rusia, mengatakan di Telegram bahwa para legislator Rusia mulai mempertimbangkan undang-undang yang akan melarang propaganda “tanpa anak.”

“Undang-undang yang diusulkan ini akan melarang penyebaran materi di internet, film, dan iklan yang mendorong “penolakan sadar untuk memiliki anak,” kata Volodin.

Undang-undang ini juga akan memberlakukan denda hingga 400.000 rubel (65 juta rupiah) bagi individu yang terbukti menyebarkan konten semacam itu, 800.000 rubel (130 juta rupiah) untuk pejabat negara yang melakukannya, dan hingga 5 juta rubel (810 juta rupiah) untuk perusahaan yang menyebarkannya.

Volodin mengatakan bahwa denda ini akan mirip dengan undang-undang anti-LGBTQ+ Rusia, yang disahkan pada 2022, yang mengkriminalisasi promosi apa yang dianggap Rusia sebagai “hubungan seksual non-tradisional.”

Dia menuduh gerakan “child-free” merusak institusi keluarga, yang mungkin berkontribusi pada rendahnya angka kelahiran di Rusia.

Rusia berada dalam krisis demografis selama bertahun-tahun, dan perang di Ukraina telah memperburuk situasi tersebut. Angka kelahiran Rusia mencapai titik terendah dalam 25 tahun pada paruh pertama tahun 2024.

Untuk mengatasi hal ini, Rusia telah mencoba berbagai insentif untuk meningkatkan jumlah kelahiran, termasuk pembayaran satu kali untuk ibu Rusia yang memiliki 10 anak atau lebih.

“Keluarga yang ramah dan besar adalah dasar dari negara yang kuat,” kata Volodin dalam postingan Telegram-nya.

Menurut terjemahan Reuters, dia juga mengatakan: “Kelompok dan komunitas di media sosial sering menunjukkan ketidakhormatan terhadap keibuan dan kebapakan serta agresi terhadap wanita hamil dan anak-anak, serta anggota keluarga besar.”

Awal bulan ini, Nina Ostanina, kepala Komite Perlindungan Keluarga Rusia, mengatakan kepada RIA, sebuah kantor berita negara, bahwa Rusia perlu melakukan operasi lain untuk melawan penurunan angka kelahiran.

Dia menyamakannya dengan perang di Ukraina, dengan mengatakan: “Seperti operasi militer khusus — operasi demografis khusus.”

More From Author

Rwanda: 8 Orang Tewas Terjangkit Virus Menular Mirip Ebola

Para legislator Rusia mulai mempertimbangkan undang-undang yang akan melarang propaganda "tanpa anak." (Foto ilustrasi)

Korea Selatan Tawarkan Insentif, Adopsi sebelum Larangan Ternak Anjing Konsumsi Diberlakukan

Para legislator Rusia mulai mempertimbangkan undang-undang yang akan melarang propaganda "tanpa anak." (Foto ilustrasi)

Ilmuan Temukan Keju Tertua pada Mumi China Berusia 3.600 Tahun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *