(Khabar) – Paus Fransiskus resmi meninggalkan Indonesia pada Jumat, 6 September 2024. Setelah menyelesaikan serangkaian kunjungannya di tanah air, Paus bertolak menuju Papua Nugini sebagai tujuan selanjutnya. Dalam perjalanan ini, Paus Fransiskus menggunakan pesawat charter Garuda Indonesia Airbus A330 900 Neo. Meski sempat ditawarkan pesawat Boeing 777 dengan fasilitas first class, Paus memilih terbang menggunakan pesawat komersial bersama rombongannya. Pilihan ini menunjukkan kesederhanaan dan kerendahan hati dari sosok pemimpin umat Katolik tersebut.
Perjalanan Bersama Garuda Indonesia
Pesawat yang digunakan Paus Fransiskus sudah dipersiapkan secara matang oleh pihak Garuda Indonesia. Proses sterilisasi pesawat dilakukan selama dua hingga tiga hari sebelum keberangkatan. Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, ikut serta dalam penerbangan ini untuk secara langsung mendampingi dan memastikan kenyamanan Paus selama perjalanan. Keputusan Paus untuk memilih pesawat komersial juga dianggap sebagai bentuk apresiasi terhadap maskapai nasional Indonesia.
Rangkaian Kunjungan di Indonesia
Kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia dimulai pada 3 September 2024. Selama tiga hari, Paus mengadakan berbagai pertemuan penting, termasuk bertemu dengan Presiden Indonesia di Istana Negara dan melakukan dialog dengan sejumlah kelompok masyarakat sipil. Momen puncak dari kunjungannya adalah saat Paus memimpin misa besar di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada 5 September. Ribuan umat Katolik hadir dan menyambut hangat kehadiran pemimpin tertinggi mereka.
Tujuan Berikutnya: Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura
Setelah meninggalkan Indonesia, Paus Fransiskus dijadwalkan untuk melanjutkan kunjungannya ke Papua Nugini, diikuti oleh Timor Leste dan Singapura. Perjalanan internasional ini merupakan bagian dari upaya Paus untuk mempererat hubungan dengan komunitas Katolik di berbagai negara, sekaligus menyampaikan pesan perdamaian dan persatuan di wilayah Asia Pasifik.
Kunjungan Paus yang Bersejarah
Kunjungan Paus Fransiskus ini terasa bersejarah, mengingat terakhir kali Indonesia menerima kunjungan pemimpin tertinggi umat Katolik adalah pada Desember 1970 oleh Paus Paulus VI. Saat itu, kunjungan dilakukan di masa kepemimpinan Presiden Soeharto. Hal ini menandai jarak waktu lebih dari 50 tahun sejak kunjungan Paus terakhir ke Indonesia.
Keberangkatan Paus Fransiskus dari Indonesia menunjukkan bagaimana seorang pemimpin spiritual bisa menjadi simbol kesederhanaan di tengah modernitas. Paus ingin mengirimkan pesan bahwa pelayanan dan kebersamaan dengan umat jauh lebih penting dari sekadar kenyamanan pribadi. Kunjungan ini juga mengingatkan kita akan pentingnya dialog lintas budaya dan agama dalam memperkuat persaudaraan global.