(Khabar) – Pada tanggal 5 September 2024, Paus Fransiskus memimpin misa agung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, di hadapan sekitar 60.000 umat Katolik. Kunjungan ini menjadi momen penting bagi umat Katolik Indonesia, sekaligus bagi bangsa yang beragam ini.
Dalam homilinya, Paus Fransiskus menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya menjaga keberagaman, kerukunan, dan cinta dalam kehidupan bermasyarakat.
Pesan Utama: Jangan Mudah Menyerah
Paus Fransiskus mengingatkan umat untuk tidak mudah menyerah, terutama ketika menghadapi kegagalan. Beliau menyampaikan bahwa dalam setiap kegagalan selalu ada kesempatan untuk bangkit kembali. Umat diajak untuk percaya bahwa harapan selalu ada, bahkan di tengah kesulitan yang paling berat.
Selain itu, Paus juga menekankan pentingnya menjaga keberagaman di Indonesia, negara dengan ratusan etnis dan budaya. Dengan menjaga kerukunan dan cinta di antara sesama, Indonesia bisa terus menjadi teladan dalam hidup berdampingan di tengah perbedaan.
Pesan ini sangat relevan dalam konteks Indonesia yang plural, mengingat berbagai tantangan dalam menjaga persatuan dan kerukunan.
Dua Sikap Dasar sebagai Murid Yesus
Paus mengajak umat untuk menerapkan dua sikap dasar sebagai murid Yesus. Pertama, mendengarkan Sabda Tuhan sebagai panduan hidup. Sabda Tuhan bukan sekadar kata-kata biasa, tetapi adalah kompas yang memberi arah dan cahaya dalam perjalanan hidup.
Kedua, umat dipanggil untuk menghidupi Sabda tersebut, bukan hanya mendengarnya, tetapi juga mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ini adalah panggilan untuk bertindak dan tidak hanya berteori.
Pentingnya Mendengarkan dan Menghidupi Sabda
Dalam homilinya, Paus Fransiskus menegaskan bahwa manusia selalu mencari kebenaran dan kebahagiaan sejati, dan hanya Sabda Tuhan yang dapat menjadi jawaban dari pencarian ini. Sabda Tuhan diibaratkan sebagai kompas kehidupan yang memandu umat saat menghadapi tantangan.
Umat diajak untuk berani mendengar dan menebarkan jala, meski telah mengalami kegagalan, sebagaimana Petrus yang diminta Yesus untuk menebarkan jalanya sekali lagi meskipun telah gagal sebelumnya.
Menjaga Harapan dan Terus Menabur Cinta
Paus Fransiskus juga mengajak umat untuk tidak kehilangan harapan di tengah tantangan. Membangun masyarakat yang adil dan damai bukanlah tugas yang mudah, namun beliau mengingatkan bahwa seperti Petrus, umat harus terus berjuang dan tidak mudah menyerah. Beliau juga mengutip Santa Teresa dari Kalkuta yang mengatakan, “Bahkan ketika kita tidak menuai apa-apa, jangan pernah lelah menabur.”
Paus menegaskan pentingnya terus menabur cinta dan perdamaian dalam kehidupan sehari-hari. Melalui dialog, persaudaraan, dan kebaikan hati, umat bisa membangun peradaban kasih dan perdamaian yang lebih baik.
Penutup: Membangun Harapan dan Sukacita
Dalam pesan penutupnya, Paus Fransiskus mendorong umat Katolik Indonesia untuk menjadi pembawa harapan dan sukacita di tengah masyarakat. Melalui kasih dan persatuan, umat diajak menjadi teladan dalam menjaga perdamaian dan persaudaraan di tengah masyarakat yang beragam.
Pesan Paus ini sangat relevan dengan situasi Indonesia yang beragam. Beliau berhasil menyampaikan pesan tentang pentingnya kebersamaan dan kasih, yang tak hanya relevan bagi umat Katolik, tapi juga bagi seluruh rakyat Indonesia. Pesan ini mengingatkan kita semua bahwa keberagaman bukanlah penghalang, melainkan kekuatan yang bisa membawa kita menuju masyarakat yang lebih damai dan penuh cinta.