Gambaran umum stasiun seismik di Greenland (segitiga hitam), lokasi tsunami (lingkaran merah) dan stasiun seismik terdekat (segitiga merah), yang sinyalnya terdeteksi. (Angela Carillo Ponce dan rekan)

Megatsunami Greenland Setinggi 198 Meter: Peringatan Global!

Khabar – Apa yang bisa terjadi ketika tanah longsor besar terjadi di tempat yang sangat terpencil? Jawabannya adalah sebuah fenomena yang tidak hanya menghancurkan infrastruktur, tetapi juga menarik perhatian para ilmuwan di seluruh dunia. Pada September 2023, tanah longsor besar dari puncak gunung setinggi 1.200 meter di Dickson Fjord, Greenland Timur, menyebabkan megatsunami setinggi 650 kaki (198 meter) yang memicu gelombang seismik global.

Gelombang Seismik yang Mengejutkan

Apa yang sebenarnya terjadi di Dickson Fjord? Tanah longsor yang sangat besar ini menghasilkan dua jenis sinyal seismik utama. Pertama, sinyal energi tinggi yang dihasilkan oleh tanah longsor dan tsunami itu sendiri. Kedua, sinyal Very Long Period (VLP), yang merupakan gelombang berdiri yang bertahan lebih dari seminggu. Gelombang seismik ini berosilasi selama seminggu di fjord dan sinyal VLP terdeteksi hingga 5.000 km dari lokasi kejadian. Ini menunjukkan adanya seiche, atau gelombang berdiri, di fjord.

Angela Carrillo-Ponce dari Pusat Penelitian Geosains Jerman GFZ mengatakan, “Fakta bahwa sinyal gelombang yang dipicu oleh tanah longsor di daerah terpencil Greenland dapat diamati di seluruh dunia dan selama lebih dari seminggu sangat menarik, dan sebagai seismolog, sinyal inilah yang paling menarik perhatian kami.”

Perubahan Iklim dan Dampaknya

Bagaimana perubahan iklim berperan dalam peristiwa ini? Kristian Svennevig dari Survei Geologi Denmark dan Greenland menjelaskan, “Ketika kami memulai penelitian ilmiah ini, semua orang bingung dan tidak ada yang tahu sedikit pun apa yang menyebabkan sinyal ini.” Ia menambahkan, “Perubahan iklim menjadi pemicu longsor ini dengan mencairkan gletser di kaki gunung dan menyebabkan ketidakstabilan es dan batu yang cukup untuk mengisi 10.000 kolam renang Olimpiade.”

Gelombang setinggi 650 kaki menghancurkan infrastruktur senilai $200.000 di Pulau Ella, yang terletak dekat rute kapal pesiar. Untungnya, tidak ada korban jiwa. Para peneliti kini menggunakan data seismik global, citra satelit, dan simulasi komputer untuk memahami lebih dalam tentang peristiwa ini.

Apa yang Bisa Kita Pelajari?

Temuan ini menunjukkan bahwa perubahan iklim berkontribusi pada kejadian tanah longsor seperti ini dan mungkin akan menyebabkan lebih banyak longsor di masa depan. Alice Gabriel menekankan, “Perubahan iklim mengubah apa yang biasa terjadi di Bumi, dan dapat memicu kejadian yang tidak biasa.” Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pemantauan yang lebih intensif terhadap wilayah kutub.

Peristiwa ini mengingatkan kita akan “bahaya yang kompleks dan berjenjang” yang dapat dipicu oleh dampak perubahan iklim pada wilayah kutub. Gelombang seismik yang berlangsung lama menjadi peringatan bahwa kita perlu meningkatkan pemantauan dan mitigasi untuk menghadapi risiko yang mungkin timbul di masa depan. Ini adalah momen penting untuk merenungkan bagaimana tindakan kita saat ini terhadap perubahan iklim dapat memengaruhi planet kita dan memicu bencana yang lebih besar.

More From Author

Gambaran umum stasiun seismik di Greenland (segitiga hitam), lokasi tsunami (lingkaran merah) dan stasiun seismik terdekat (segitiga merah), yang sinyalnya terdeteksi. (Angela Carillo Ponce dan rekan)

Korea Utara Tunjukkan Kekuatan Nuklir Baru: Apa Yang Harus Kita Waspadai?

Gambaran umum stasiun seismik di Greenland (segitiga hitam), lokasi tsunami (lingkaran merah) dan stasiun seismik terdekat (segitiga merah), yang sinyalnya terdeteksi. (Angela Carillo Ponce dan rekan)

Tekanan Darah Tinggi? Coba 3 Olahraga Ini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *