Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjabat tangan saat pertemuan mereka di Vladivostok, Rusia, Kamis, 25 April 2019 (Foto: Yuri Kadobnov/AP)

Kepala Intelijen Ukraina: Korea Utara Mungkin Sekutu Rusia Paling Berbahaya

Dalam perang Ukraina, Rusia telah menjalin hubungan erat dengan Cina, negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia, serta  meningkatkan hubungan perdagangan dengan negara ekonomi besar lainnya seperti India.

Namun, menurut kepala badan intelijen militer Ukraina GUR, Kyrylo Budanov, sekutu terpenting Kremlin selama perang bukanlah Cina yang kuat secara ekonomi dan militer, melainkan Korea Utara, negara pariah yang terisolasi dengan ekonomi yang rusak akibat sanksi selama beberapa dekade.

Berbicara di sebuah acara di Kyiv pada hari Sabtu, Budanov mengungkapkan bahwa bantuan militer Korea Utara kepada Rusia lebih menjadi perhatian bagi Ukraina daripada dukungan yang diberikan sekutu Rusia lainnya, lapor Reuters.

“Mereka memasok sejumlah besar amunisi artileri, yang sangat penting bagi Rusia,” katanya, menunjuk pada peningkatan intensitas pertempuran di medan perang setelah pengiriman tersebut.

Selama beberapa dekade, Korea Utara merupakan salah satu negara termiskin dan paling terisolasi di Asia, di mana PBB memberlakukan sanksi berat untuk membatasi program senjata nuklirnya.

Namun, perang di Ukraina memungkinkan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, meningkatkan posisinya dengan membentuk pakta keamanan yang berharga dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada bulan Juni.

Seiring berkembangnya invasi Rusia ke Ukraina menjadi perang yang berkepanjangan, kedua belah pihak saling menembakkan sejumlah amunisi yang sangat besar setiap hari, dan untuk mengisi kembali pasokan telah menjadi tantangan besar.

Rusia menemukan jalur pasokan baru di Korea Utara, yang mengirimkan jutaan peluru dari persediaan lama mereka serta meningkatkan produksi domestik untuk memasok pasukan Kremlin.

Sebagai imbalannya, Kim mendapat jaminan keamanan baru dari Putin, serta akses ke teknologi militer Rusia yang berharga.

Sementara itu, sekutu-sekutu Barat Ukraina kesulitan memenuhi permintaan peluru, yang artinya Rusia telah mengamankan keuntungan penting.

Korea Utara juga menyediakan rudal balistik untuk Rusia, yang menurut Badan Intelijen Pertahanan AS pada bulan Mei telah digunakan Rusia dalam serangan terhadap kota-kota Ukraina.

Menurut laporan para analis, peluru dan peralatan Korea Utara sering kali kualitasnya meragukan, tetapi tetap menjadi sumber daya penting bagi militer Rusia.

Rusia juga mendapatkan pasokan rudal balistik dari Iran dalam beberapa pekan terakhir, dan Budanov melaporkan bahwa Rusia juga meningkatkan kapasitas untuk memproduksi rudal “glide bomb” yang menghancurkan posisi Ukraina.

Saat ini, Ukraina berjuang menahan serangan intensif Rusia di Donetsk, Ukraina timur, tetapi berhasil merebut kendali atas sebagian wilayah Rusia di Kursk.

More From Author

Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjabat tangan saat pertemuan mereka di Vladivostok, Rusia, Kamis, 25 April 2019 (Foto: Yuri Kadobnov/AP)

Putin Perintahkan Rusia Tingkatkan Jumlah Pasukan Sebanyak 180 Ribu Menjadi 1,5 Juta

Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjabat tangan saat pertemuan mereka di Vladivostok, Rusia, Kamis, 25 April 2019 (Foto: Yuri Kadobnov/AP)

Aksi Congkel Jok Motor di GOR Indoor Berakhir! Pelaku Residivis Kembali Ditangkap!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *