Kapten Pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, resmi diserahkan kepada pemerintah Selandia Baru setelah lebih dari 1,5 tahun disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya. Penyerahan berlangsung di Bandara Halim Perdanakusuma pada 21 September 2024, dan ini menandai akhir dari perjalanan panjang yang penuh tantangan.
Menko Polhukam Hadi Tjahjanto memimpin acara penyerahan tersebut dan menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang terlibat dalam operasi pembebasan, termasuk TNI, Polri, dan tokoh masyarakat. Ia menyatakan, “Tanggung jawab kini berada di tangan Duta Besar Selandia Baru,” menegaskan pentingnya kerjasama internasional dalam kasus ini.
Proses pembebasan Kapten Philip berlangsung setelah ia berada dalam kondisi terasing selama 1,5 tahun. Setelah dibebaskan, ia langsung dibawa ke ruangan khusus untuk mitigasi medis dan stabilisasi kondisi psikologisnya. Dalam momen yang penuh haru ini, banyak pihak berharap kondisi Kapten Philip segera pulih sepenuhnya.
Pendekatan yang digunakan dalam operasi ini adalah soft approach, seperti yang dijelaskan oleh Kaops Damai Cartenz 2024, Brigjen Pol Dr Faizal Ramadhani. Ia menekankan pentingnya keterlibatan tokoh agama, adat, dan keluarga dekat Egianus Kogoya untuk menghindari jatuhnya korban jiwa. Pendekatan yang manusiawi ini terbukti efektif dalam menyelesaikan konflik yang berpotensi lebih besar.
Kapten Philip dijemput oleh Tim Gabungan TNI-Polri di Kampung Yuguru, Nduga, dan diterbangkan ke Mako Brimob Batalyon B di Timika. Detail penyerahan meliputi identitas Duta Besar Selandia Baru yang menerima Kapten Philip dan waktu serta lokasi konferensi pers yang akan diadakan setelah langkah mitigasi medis.
Meskipun situasi berangsur membaik, kondisi kesehatan Kapten Philip tetap menjadi perhatian utama. Langkah-langkah mitigasi medis diharapkan dapat membantunya pulih dari trauma psikologis akibat pengalamannya yang mengerikan.
Di tengah situasi yang penuh ketidakpastian ini, kita perlu merenungkan betapa pentingnya pendekatan damai dalam menyelesaikan konflik. Operasi pembebasan Kapten Philip tidak hanya menunjukkan keberhasilan pihak berwenang, tetapi juga menegaskan bahwa dialog dan kemanusiaan selalu menjadi jalan keluar yang lebih baik daripada kekerasan.