Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) baru saja melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru, Risnandar Mahiwa, pada Senin malam, 2 Desember 2024. Dalam operasi ini, KPK berhasil menyita uang tunai total sebesar Rp6,8 miliar dari sembilan orang yang diamankan, baik di Pekanbaru maupun Jakarta.
Jumlah dan Lokasi Penyitaan Uang
Berikut adalah rincian uang yang berhasil disita oleh KPK dalam operasi tangkap tangan tersebut:
- Rp1 miliar ditemukan saat penangkapan Plt Kepala Bagian Umum Pemerintah Kota Pekanbaru, Novin Karmila, di Pekanbaru.
- Rp1,39 miliar disita dari rumah dinas Wali Kota Pekanbaru saat penangkapan Risnandar.
- Rp2 miliar ditemukan di rumah pribadi Risnandar yang terletak di Jakarta.
- Rp830 juta disita dari rumah Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru, Indra Pomi Nasution.
- Rp375,4 juta disita dari rekening ajudan Risnandar, Nugroho Adi Triputranto.
- Rp1 miliar ditemukan di tangan Fachrul Chacha, kakak Novin Karmila.
- Rp100 juta disita dari rumah dinas Pj Wali Kota Pekanbaru.
- Rp200 juta disita dari kediaman Risnandar di Ragunan, Jakarta Selatan.
Tiga Tersangka Ditetapkan
Setelah melakukan pemeriksaan lebih lanjut, KPK menetapkan tiga orang sebagai tersangka dalam kasus ini. Mereka adalah:
- Risnandar Mahiwa – Pj Wali Kota Pekanbaru
- Indra Pomi Nasution – Sekda Kota Pekanbaru
- Novin Karmila – Plt Kepala Bagian Umum Pemerintah Kota Pekanbaru
KPK juga menyatakan bahwa mereka telah menemukan bukti permulaan yang cukup untuk membawa kasus ini ke tahap penyidikan.
Penahanan dan Pasal yang Dikenakan
Ketiga tersangka langsung ditahan selama 20 hari, mulai 3 Desember 2024 hingga 22 Desember 2024, di Rutan KPK. Mereka dijerat dengan Pasal 12 f dan Pasal 12 B UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU No. 31 Tahun 1999 yang diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP).
KPK terus mendalami kasus ini dan berkomitmen untuk menuntaskan dugaan korupsi yang melibatkan pejabat tinggi di Pemerintah Kota Pekanbaru.
