Khabar – Sekitar 80 ribu anak di bawah usia 10 tahun di Indonesia saat ini mengalami kecanduan judi online. Pernyataan dari Pandu Sjahrir, Ketua Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech), menyebutkan, “Dari 4 juta pemain judi online di Indonesia, 80 ribu di antaranya adalah anak-anak di bawah usia 10 tahun.” Ini jelas merupakan angka yang mencemaskan. Untuk menangani masalah ini, Aftech meluncurkan kampanye #StopJudolBarengBareng, yang bertujuan meningkatkan kesadaran tentang bahaya judi online.
Statistik Transaksi Judi Online: Tren Meningkat yang Mengkhawatirkan
Pada tahun 2023, transaksi judi online mencapai 168 juta dengan nilai transaksi sebesar Rp 327 triliun. Angka ini meningkat pesat menjadi Rp 517 triliun sejak 2017. Pandu Sjahrir mengungkapkan, “Data ini sangat mencemaskan kami, terutama dalam hal menjaga kepercayaan masyarakat terhadap ekonomi digital kita.” Peningkatan angka transaksi ini menegaskan betapa mendesaknya kebutuhan untuk mengatasi masalah judi online.
Kampanye #StopJudolBarengBareng: Usaha Kolaboratif untuk Meningkatkan Kesadaran
Kampanye ini merupakan hasil kolaborasi antara Aftech, perusahaan fintech, dan pemerintah. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya judi online serta mendorong edukasi dan upaya pencegahan. Melalui kampanye ini, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami dampak negatif dari judi online dan bagaimana melindungi anak-anak dari pengaruh buruknya.
Dampak Negatif Judi Online pada Anak-anak: Mengganggu Perkembangan Mereka
Kecanduan judi online pada anak-anak tidak hanya berdampak pada kesehatan mental mereka, seperti kecemasan, stres, dan depresi, tetapi juga pada prestasi akademik mereka. Anak-anak yang terlibat dalam judi online sering mengalami penurunan prestasi akademik dan pengabaian terhadap kegiatan ekstrakurikuler. Selain itu, mereka juga berisiko terlibat dalam perilaku kriminal untuk mendukung kebiasaan berjudi, serta mengalami kesulitan dalam mengelola uang dan hubungan sosial mereka.
Langkah-Langkah Pencegahan oleh Orangtua: Apa yang Bisa Dilakukan?
Untuk melindungi anak-anak dari bahaya judi online, orang tua dapat mengambil beberapa langkah pencegahan:
- Pengawasan: Gunakan fitur parental control untuk membatasi akses ke situs judi.
- Edukasi: Berikan pemahaman tentang risiko judi online kepada anak.
- Pembatasan Waktu Layar: Kurangi waktu anak di depan layar dan arahkan mereka ke aktivitas positif.
- Komunikasi Terbuka: Ciptakan hubungan terbuka dengan anak untuk membicarakan apa yang mereka temui online.
- Menjadi Contoh: Tunjukkan pengelolaan waktu, uang, dan aktivitas online yang baik.
Mengapa Kita Harus Bertindak Sekarang?
Masalah judi online ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau lembaga tertentu, tetapi juga kita semua sebagai masyarakat. Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita bisa melindungi generasi mendatang dari dampak buruk judi online. Ini saatnya untuk lebih sadar dan berkomitmen dalam melindungi anak-anak kita agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat di era digital ini. Ingat, masa depan anak-anak kita bergantung pada tindakan kita hari ini!