KHABAR, PALANGKA RAYA – Perekonomian Kalimantan Tengah tumbuh positif pada Triwulan II Tahun 2025, mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,99 persen secara tahunan (y-on-y), 2,51 persen secara triwulanan (q-to-q), dan 4,52 persen secara semesteran (c-to-c).
Data ini dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah dalam Berita Resmi Statistik (BRS) yang disampaikan melalui Ruang Vicon BPS Kalteng dan disiarkan langsung di kanal Youtube, Senin (5/8/2025).
Kepala BPS Provinsi Kalimantan Tengah, Agnes Widiastuti, menyampaikan bahwa tren pertumbuhan ini menandakan optimisme terhadap kondisi ekonomi daerah.
Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku tercatat mencapai Rp58,74 triliun.
Sementara PDRB atas dasar harga konstan 2010 berada di angka Rp30,44 triliun.
Pertumbuhan Sektor Produksi
Dari sisi produksi, sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi secara tahunan adalah:
- Jasa Perusahaan: 14,42 persen
- Transportasi dan Pergudangan: 11,57 persen
- Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan: 5,73 persen
Meski sektor pertanian tetap menjadi penopang utama, beberapa sektor justru mengalami penurunan.
Sektor Pertambangan dan Penggalian mencatat kontraksi sebesar 1,83 persen.
Pertumbuhan dari Sisi Pengeluaran
Dari sisi pengeluaran, Ekspor Barang dan Jasa menjadi penggerak utama pertumbuhan dengan kenaikan 7,40 persen.
Sementara Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) juga tumbuh kuat sebesar 7,03 persen.
Namun, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah mengalami penurunan tajam hingga 9,20 persen.
Kontribusi Ekonomi Secara Spasial
Secara spasial, Kalimantan Tengah memberikan kontribusi sebesar 12,34 persen terhadap total perekonomian Kalimantan.
Provinsi ini tumbuh konsisten bersama wilayah lain di Kalimantan.
Kalimantan Timur masih menjadi kontributor terbesar ekonomi Kalimantan dengan angka 46,58 persen.
Sementara Kalimantan Barat mencatat pertumbuhan tertinggi secara tahunan, yaitu 5,59 persen.
“Kondisi ini menunjukkan bahwa Kalimantan Tengah mampu menjaga stabilitas ekonomi meskipun ada beberapa sektor yang mengalami penurunan,” ujar Agnes Widiastuti.
Laporan ini menjadi bagian penting dalam membaca arah pertumbuhan ekonomi daerah ke depan. (MMC)