Khabar – Sri Mulyani, Menteri Keuangan, menunjukkan sisi emosionalnya di penutupan Rapat Pembicaraan Tingkat I RUU APBN 2025. Dalam pidatonya yang menyentuh hati, Sri Mulyani tak dapat menahan air mata saat menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pembahasan anggaran tersebut.
Momen ini terjadi di Kompleks Parlemen DPR RI, Jakarta, diikuti oleh standing applause dari para anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR RI. Sri Mulyani, yang biasanya tegas dan profesional, kali ini menunjukkan sisi manusiawi yang mengundang simpati.
“Apakah kontribusi dan dedikasi ini telah berhasil membangun Indonesia?” mungkin ini pertanyaan yang ada di benak Sri Mulyani saat ia menyampaikan pidato. Dalam pidatonya, ia berharap bahwa segala upaya yang telah dilakukannya selama ini membawa dampak positif bagi bangsa. “Saya berharap, kontribusi dan dedikasi ini telah bisa menyumbang untuk membangun Indonesia. Terima kasih semuanya,” ucap Sri Mulyani.
Tangis haru yang ditunjukkan oleh Sri Mulyani juga bisa dimaknai sebagai luapan emosinya setelah bertahun-tahun bekerja keras mengelola keuangan negara. Dengan segala tantangan yang dihadapinya, mulai dari krisis ekonomi hingga pandemi, dedikasi ini patut diapresiasi.
Pentingnya Kejujuran dalam Pengelolaan Keuangan
Sri Mulyani juga menekankan pentingnya kompetensi dan kejujuran dalam pengelolaan keuangan negara ke depan. “Untuk menciptakan pengelolaan anggaran negara yang semakin prudent, efektif, dan berkerakyatan, kiranya para pengelola keuangan negara ke depannya terus selalu mengedepankan kompetensi, kecakapan, dan yang paling penting, kejujuran,” jelasnya.
Pernyataan ini sangat penting di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu. Namun, apakah kompetensi dan kejujuran saja cukup untuk membawa keuangan negara ke arah yang lebih baik? Transparansi juga menjadi faktor kunci dalam pengelolaan anggaran, agar rakyat bisa ikut mengawasi ke mana uang negara dialokasikan.
APBN Bukan Sekadar Angka
Dalam pidatonya, Sri Mulyani juga menegaskan bahwa APBN bukan hanya urusan angka dan akuntansi, melainkan mandat konstitusi yang harus diemban dengan tanggung jawab besar. Ini merupakan pengingat bahwa setiap rupiah yang ada dalam APBN memiliki dampak besar bagi rakyat.
Ia juga meminta maaf kepada para anggota Banggar, sekaligus berharap agar APBN 2025 dikawal dengan baik demi kesejahteraan rakyat. “Mari kita sama-sama memastikan bahwa setiap rupiah di APBN benar-benar bisa dilihat sebagai upaya untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi rakyat,” ungkap Sri Mulyani.
Tantangan terbesar bukan hanya di level implementasi, tetapi juga bagaimana kita, sebagai rakyat, bisa ikut serta mengawasi dan memastikan bahwa anggaran benar-benar dipergunakan dengan baik. APBN bukan sekadar akuntansi, seperti yang disampaikan Sri Mulyani, tapi ini juga tentang keadilan sosial, transparansi, dan tanggung jawab moral.
Kita patut optimis bahwa di tangan yang kompeten dan jujur, pengelolaan anggaran negara bisa menjadi lebih baik. Namun, sebagai masyarakat, kita juga harus aktif berpartisipasi dalam memastikan bahwa setiap kebijakan benar-benar bermanfaat bagi rakyat.