Isu plagiarisme kembali menjadi sorotan publik ketika disertasi Menteri ESDM, Bahlil Lahadilia, diduga mengandung tingkat kemiripan yang sangat tinggi berdasarkan hasil pengecekan dengan perangkat lunak Turnitin. Meskipun isu ini telah menarik perhatian luas, kebenaran dugaan tersebut masih belum dapat dipastikan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadilia, baru-baru ini berhasil meraih gelar doktor dari Universitas Indonesia (UI). Pencapaian ini semestinya menjadi kabar baik yang dirayakan, namun sayangnya justru diwarnai dengan isu miring terkait plagiarisme.
Bahlil yang sebelumnya juga pernah diterpa rumor menggunakan jasa joki, kembali menjadi perbincangan ketika warganet mengulik hasil pengecekan disertasi yang diduga hampir 100 persen plagiat.
Apa Itu Turnitin dan Bagaimana Peranannya?
Turnitin adalah perangkat lunak berbayar yang umum digunakan di kalangan akademisi untuk mendeteksi adanya plagiarisme pada karya tulis, baik disertasi, tesis, maupun artikel ilmiah lainnya. Perangkat ini dapat membandingkan dokumen yang diperiksa dengan jutaan sumber lain di seluruh dunia, termasuk artikel jurnal, buku, hingga karya tulis mahasiswa yang sudah diunggah sebelumnya.
Dalam kasus Bahlil, seorang pengguna akun media sosial X dengan nama @IbrahimNiar, mengklaim bahwa hasil pengecekan Turnitin terhadap disertasi Bahlil menunjukkan tingkat kemiripan yang sangat tinggi, yakni mencapai 95 persen. Angka ini sangat mengejutkan, mengingat batas toleransi kemiripan yang diperbolehkan dalam standar akademik biasanya jauh di bawah itu.
Dugaan Plagiarisme di Disertasi Bahlil Lahadilia
Disertasi yang diajukan oleh Bahlil Lahadilia berjudul Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia. Berdasarkan unggahan akun @IbrahimNiar, hasil pengecekan Turnitin terhadap disertasi tersebut menunjukkan bahwa 95 persen isinya mirip dengan karya tulis yang dikeluarkan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pengguna akun X tersebut bahkan mengajak warganet untuk melakukan pengecekan mandiri di perpustakaan UIN guna memastikan ada atau tidaknya karya tulis yang serupa dengan disertasi Bahlil. Menariknya, unggahan ini disertai catatan bahwa pengecekan Turnitin sudah dilakukan dengan memfilter kutipan dan bibliografi, yang biasanya menjadi faktor penentu dalam penilaian plagiarisme. Kontroversi ini dengan cepat menyebar luas di kalangan warganet, terutama di media sosial. Namun, hingga saat ini, pihak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta belum memberikan klarifikasi resmi terkait dugaan kemiripan tersebut.
