Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menunjukkan komitmennya terhadap pemberantasan korupsi dengan melaporkan penerimaan gratifikasi ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Selasa (26/11/2024).
Gratifikasi yang dilaporkan berupa barang yang disimpan dalam sebuah tas cokelat dan dikirimkan oleh staf Menag ke Gedung ACLC KPK, Jakarta Selatan.
Barang gratifikasi tersebut dilaporkan oleh Muhammad Ainul Yaqin, staf Menag, atas arahan langsung dari Menteri Agama.
Ainul menjelaskan bahwa barang itu diterima oleh Menag seminggu sebelumnya dari pihak yang tidak diketahui identitasnya.
“Atas arahan dan perintah Bapak Menteri Agama, kami diminta mengantarkan sebuah barang yang diberikan oleh, kami juga tidak mengetahui dari siapa, diberikan ke Bapak Menteri Agama minggu lalu,” ujar Ainul kepada awak media.
Ia menambahkan bahwa barang tersebut langsung diterima oleh Kepala Satuan Tugas Pelaporan dan Pemeriksaan KPK Pusat, Indira Malik.
Meskipun barang tersebut telah diserahkan ke KPK, Ainul tidak memberikan rincian terkait bentuk atau jenis barang yang dianggap sebagai gratifikasi itu.
Fokus utama pelaporan ini adalah menunjukkan transparansi dan integritas Menag dalam menjalankan tugasnya.
“Sudah diterima langsung oleh Bu Kasatgas,” kata Ainul, memastikan bahwa proses pelaporan dilakukan sesuai prosedur yang ditetapkan KPK.
“Sesuai dengan arahan dan pidato beliau di beberapa tempat untuk di Kementerian Agama ini sebagai contoh, sebagai teladan good governance,” tambahnya.
Ainul menjelaskan bahwa pelaporan tersebut juga diiringi pengisian sejumlah formulir administrasi sebagai bagian dari prosedur KPK.
selalu menjaga prinsip transparansi dan akuntabilitas. Semoga langkah ini menjadi pemicu gerakan antikorupsi yang lebih luas di berbagai sektor pemerintahan.
